PENGARUH CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP HASIL UBI ALABIO DI LAHAN RAWA LEBAK TENGAHAN KALIMANTAN SELATAN

Abstract
Luas lahan lebak di Kalimamtan sekitar 4,45 juta ha (Widjaya-Adhi, 1992). Lahan tersebut merupakan potensi yang cukup besar untuk perluasan areal tanaman ubi Alabio. Hasil ubi Alabio dapat mencapai 20 - 21 t/ha, sedang hasil uji coba yang dialaksanakan oleh BIP Banjarbaru mencapai 9,53 t/ha (BIP Banjarbaru, 1984). Salah satu masalah yang dapat menurunkan hasil ubi Alabio adalah adanya pertumbuhan gulma. Ada beberapa metode pengendalian gulma. Menurut Klingman (1973) pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis, kompetisi tanaman, pergiliran tanaman, biologi, dengan api dan secara kimiawi. Penyiangan secara manual sebanyak 2 kali (21 hari setelah tanam dan 42 hari setelah tanam) pad a tanaman kedelai lebih menekan pertumbuhan gulma, memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman dari pada menggunakan herbisida Alachlor dan Bentazon. Pengendalian gulma yang dilakukan secara manual, terbatas pada waktu, ketersediaan tenaga kerja dan biaya. Pada areal yang luas, ketersediaan tenaga kerja sering menjadi kendala yang sulit diatasi dan pengendalian gulma secara kimia mungkin memberikan alternatifyang lebih baik (Trihartanto et al., 1988).
Description
Keywords
PENGARUH CARA PENGENDALIAN GULMA UBI ALABIO DI LAHAN RAWA LEBAK TENGAHAN KALIMANTAN SELATAN
Citation
Collections