KEARIFAN LOKAL DALAM BUDIDAYA JERUK DI LAHAN RAWA
Loading...
Date
2007
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Description
Lahan rawa sudah di buka/direklamasi sejak ratusan tahun yang lalu oleh suku
Banjar dan dari tahun ketahun makin meluas. Pembukaan/ reklamasi secara luas
dilakukan oleh pemerintah melalui Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (P4S),
yang di fokuskan untuk daerah pertanian dan pemukiman transmigrasi mulai pada tahun
1969 (Panoedinardi, 1976). Awalnya lahan rawa di buka sebagai persawahan untuk
pertanaman padi, namun pada perkembangan selanjutnya areal persawahan lahan
rawa tersebut kemudian berkembang dengan penanaman tanaman lainnya baik secara
tumpang sari maupun campuran melalui pola tanam sistem surjan, baik dengan
tanaman palawija, sayuran, tanaman perkebunan maupun tanaman buah-buahan. Oi
beberapa lokasi areallahan rawa ada yang berubah dari areal persawahan padi menjadi
areal khusus perkebunan kelapa, rambutan, jeruk atau tanaman campuran.
Budidaya jeruk di lahan rawa, khususnya lahan rawa pasang surut sudah lama
di kenai masyarakat setempat, terutama di Kalimantan Selatan sejak ratusan tahun
silam. Melalui pembuatan tembokan (guludan) atau tokongan (gundukan) di sawah serta
perlakuan teknik budidaya lokal petani, jeruk dapat ditanam di persawahan lahan rawa
dan dapat tumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah dengan baik, disamping
itu rnasa produktifnya lebih dari 30 tahun bahkan ada yang bisa sampai lebih dari 50
tahun. Kualitas buahnya sangat baik dengan rasa manis yang khas dan cukup berair.
Sejak awal pengembangannya, banyak ditanam adalah jenis jeruk yang petani
menyebutnya jeruk kaprok. Namun menurut para ahli, jeruk tersebut adalah jeruk siam
(Idak 1971). Pada awalnya orang kurang menyukai jeruk kaprok karena aroma kulitnya,
namun karena rasanya yang manis dan enak, jeruk kaprok berkembang menjadi
tanaman yang penting (Idak, 1948). Selain jeruk kaprok, sejak awal petani juga
menanam jeruk-jeruk manis, bali, antalagi, sassangan, nipis, citrun, kuit, purut dan
wangkang (Oonicie dan Idak, 1941).
Perkembangan budidaya jeruk dilahan rawa semakin meningkat dengan makin
meluasnya lahan rawa yang dibuka untuk areal pertanian, karena tanaman jeruk sang at
menjanjikan dan memberikan keuntungan yang cukup tinggi dibanding tanarnan lainnya
serta memiliki pemasaran yang cukup luas. Umumnya jeruk masih ditanarrr di areal
pertanaman padi, namun di beberapa sudah berubah menjadi perkebunarrjeruk
(Izzuddin et al., 2006; Noorginayuwati, 2006)
Keywords
KEARIFAN LOKAL BUDIDAYA JERUK LAHAN RAWA