Potensi Ketersediaan dan Pemenuhan Kebutuhan Pakan dari Produk Samping Perkebunan Kakao di Provinsi Sulawesi Selatan

Abstract
Description
Sulawesi Selatan adalah pusat penghasil biji kakao di Indonesia. Total ketersediaan limbah tanaman kakao akan sejalan dengan produksi biji kakao. Studi bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi pakan yang dapat disediakan dari limbah perkebunan kakao dan banyaknya ternak yang dapat ditampung berdasarkan ketersediaan nutriennya di Sulawesi Selatan. Studi menggunakan data luas lahan perkebunan kakao, produksi buah kakao dan populasi ternak di Provinsi Sulawesi Selatan yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS). Beberapa faktor konversi dari hasil penelitian, digunakan untuk mengetahui ketersediaan bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total nutrien tercerna (TDN). Peninjauan lapang dilakukan di Kabupaten Soppeng. Kebutuhan nutrisi untuk populasi ternak ruminansia yang ada dihitung mengikuti NRC (2000). Hasil studi menunjukkan bahwa hanya dua kota di Sulawesi Selatan yang tidak memiliki kebun kakao (Makassar dan Pare-pare). Kabupaten Luwu merupakan pusat kakao, dimana kulit kakao dapat  memenuhi 14,48% dari kebutuhan BK, 11,67% dari kebutuhan PK dan 15,01% dari kebutuhan TDN seluruh ternak ruminansia di Kabupaten Luwu. Kebutuhan nutrisi BK, PK dan TDN yang paling besar ada di Kabupaten Bone, sebagai sentra ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. Namun, limbah kakao hanya dapat memenuhi 0,69; 0,56; dan 0,72% dari total kebutuhan BK, PK dan TDN. Setiap hektar lahan kakao dapat menampung 0,113; 0,091; dan 0,117 ST selama setahun berdasarkan ketersediaan BK, PK dan TDN.
Keywords
Produk Samping Kakao; Bahan Kering; Protein; Total Nutrien Tercerna; Ruminansia
Citation