Peningkatan Produksi Jagung melalui Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Tanaman Pangan
Abstract
Description
Jagung di Sulawesi Selatan merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi. Secara tradisional jagung dibudidayakan di lahan kering pada musim hujan, jarang ditanam pada lahan sawah berpengairan terbatas. Rotasi tanaman pada lahan sawah berpengairan terbatas adalah padi-bera. Pada saat harga jagung rendah sebelum tahun 2000, pada lahan sawah yang biasanya diberakan setelah panen padi sehingga tidak memberikan insentif ekonomi bagi petani. Dengan semakin meningkatnya permintaan jagung untuk industri makanan, minyak, dan pakan ternak serta untuk ekspor, harga jagung meningkat dan dapat memberi keuntungan bagi petani jika menanam jagung. Di Sulawesi Selatan sebagian besar petani membiarkan lahan sawah bera setelah panen padi. Penelitian dengan pendekatan pengelolahan tanaman terpadu (PTT) pada jagung dilaksanakan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada musim kemarau 2006, pada lahan sawah berpengairan terbatas setelah panen padi sawah. Luas areal penelitian 3 ha, melibatkan sepuluh petani. Komponen teknologi PTT yang diterapkan adalah varietas Lamuru dengan benih 20 kg/ha, dosis pupuk 250 kg urea + 100 kg SP36 + 50 kg KCl/ha. Lahan tidak diolah, disemprot herbisida, dan suplementasi air irigasi pompa diberikan empat kali. Total biaya produksi Rp 2,5 juta/ha. Produksi jagung bervariasi antara 2,8-6,0 t/ha, rata-rata 4,5 t/ha biji kering. Dari hasil jagung 4,5 t/ha diperoleh nilai jual Rp 7,2 juta/ha, sehingga pendapatan rata-rata Rp 4,7 juta/ha, dan B/C ratio 1,88. Pendapatan padi pada musim tanam utama Rp 4,1 juta/ha, sehingga petani memperoleh pendapatan dua kali lipat dari biasanya, bila menanam jagung setelah padi sawah. Lahan sawah berpengairan terbatas dan sawah tadah hujan yang diberakan di Sulawesi Selatan sangat luas. Pemanfaatan lahan bera tersebut untuk budi daya jagung akan meningkatkan produksi jagung regional dan nasional, serta meningkatkan pendapatan petani, yang akan berdampak terhadap ekonomi pedesaan. Penanaman jagung pada lahan sawah, yang biasanya diberakan di Sulawesi Selatan memerlukan penyuluhan dan bimbingan teknis dalam model penelitian PTT, guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi petani dalam proses adopsi teknologi.
Keywords
Citation