Varietas Unggul Jagung Bermutu Protein Tinggi

Abstract
Description
Jagung berkualitas protein tinggi (QPM: Quality Protein Maize) adalah jenis jagung khusus yang mengandung dua asam amino penting yakni lisin dan triptofan yang lebih tinggi sekitar dua kali jagung biasa. Ditemukan oleh Linn Bates pada tahun 1962, kini jagung QPM dimanfaatkan meningkatkan kesehatan tubuh dan kualitas pakan. Varietas QPM yang pertama kali dilepas di Indonesia adalah Srikandi Kuning-1 dan Srikandi Putih-1 dengan produktivitas 7,0 t/ha. Lisin dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, membantu serapan kalsium dan keseimbangan tubuh agar tidak berlemak, dapat menghasilkan antibodi, hormon, enzim, dan dapat mencegah penyakit cold sore dari virus herpes. Triptofan berperan dalam perkembangan otak anak balita, membantu proses autostimulasi pada perkembangan anak agar menjadi cerdas. Lisin dan triptofan tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus disuplai dalam bentuk makanan. Balitsereal telah menyebarkan benih jagung QPM kelas BS (breeder seeds) untuk luasan 718 ha sejak pelepasan Srikandi Kuning-1 dan Srikandi Putih-1. Pemulia jagung Balitserteal kini dapat mengkonversi jagung biasa (non-QPM) menjadi jagung QPM dengan metode silang balik (back cross), melalui introgresi gen o-2 dari materi jagung QPM ke jagung biasa sebagai penerima gen o-2. Setelah tiga generasi silang balik (BC3F2)dapat dihasilkan varietas QPM. Balai Besar Penelitian Pascapanen Pertanian disarankan membantu pengembangan dan penyebaran jagung QPM, dengan cara diolah agar menarik dan disenangi dalam bentuk seperti roti, biskuit atau sereal. Di Meksiko jagung QPM biji putih dibuat sebagai makanan khas yang disebut tortila, chips, dan chitos. Program perakitan hibrida Balitsereal telah menghasilkan calon hibrida silang tunggal yakni (1) Mr4QxMr14Q, (2) MSQ.K1C0.14-4-2-1xMr14Q, dan (3) CML161xCML165. Ketiga hibrida silang tunggal tersebut mempunyai produktivitas 10 t/ha dengan kandungan lisin dan triptofan lebih tinggi dibanding hibrida biasa Bima-1 dan Bisi-2, kenaikan lisin mencapai 86,2% dan triptofan 140%. Target pengembangan jagung QPM diarahkan pada wilayah teridentifikasi rawan (defisiensi) protein seperti Timor, Flores, dan Sumba di NTT, Sumbawa di NTB, serta Kalimantan Tengah, Maluku, dan sebagian besar Sulawesi, termasuk Sulawesi Selatan bagian selatan (Selayar, Sinjai, dan Gowa). Manfaat lain dari jagung QPM adalah untuk meningkatkan kualitas pakan.
Keywords
Citation