Tataguna Air Irigasi di Tingkat Usahatani: Kasus di Barugbug, Jatiluhur

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Tanaman Pangan
Abstract
Description
Air dari bendungan modern memiliki multifungsi dan ketersediaannya semakin terbatas. Petani padi pada lahan irigasi selama ini masih menganggap air sebagai komoditi yang harus ada dengan sendirinya, oleh karena itu, mereka perlu disadarkan bahwa air harus digunakan secara hemat dan efisien. Studi dengan meng- gunakan kasus subsistem bendung Barugbug, wilayah pengairan Jatiluhur, Subang, Jawa Barat, menunjukkan bahwa untuk meningkatkan efisiensi pengairan perlu upaya komprehensif, meliputi pemeliharaan fasilitas irigasi (kalibrasi pintu air, pemeliharaan saluran), teknik budi daya hemat air dan kedisiplinan petugas dan petani dalam menyalurkan air ke petakan sawah. Peningkatan efisiensi pada subsistem Barugbug masih terhambat oleh kerusakan fasilitas irigasi, tidak tersedianya bendung pembagi, dan tidak digunakannya papan paster sebagai dasar penyaluran air irigasi. Kehilangan air pada saluran induk sepanjang 4,5 km masih cukup besar, sekitar 35%. Teknik irigasi padi sawah secara macak-macak (tanah basah tidak tergenang) selama periode 35-85 hari setelah tanam (HST) atau macak-macak sejak tanam hingga menjelang panen meningkatkan efisiensi produksi penggunaan air dari sekitar 6 kg/mm/ha untuk genangan terus-menerus, menjadi 9-10 kg/mm/ha untuk pengairan macak-macak. Kebutuhan air untuk palawija yang efektif melalui teknik pengairan yang efisien perlu dijadikan dasar perhitungan volume air bagi perluasan tanaman palawija dan sebagai dasar perbaikan neraca air pengairan.
Keywords
Citation