Peranan Galur Mandul Jantan dalam Perakitan dan Pengembangan Padi Hibrida

Abstract
Description
Mandul jantan merupakan suatu kondisi bunga dimana tanaman tidak mampu memproduksi polen fungsional. Sistem mandul jantan berfungsi mempermudah produksi benih hibrida dari sejumlah tanaman menyerbuk sendiri seperti padi, kapas, dan sejumlah tanaman sayuran dalam skala komersial. Galur mandul jantan (GMJ) padi diklasifikasikan berdasarkan empat kriteria yaitu (1) berdasarkan pengendali sifat mandul jantan, GMJ dibedakan menjadi empat tipe yaitu mandul jantan genetik (genetic male sterility), mandul jantan sitoplasmik-genetik (cytoplasmic-genetic male sterility), mandul jantan sensitif faktor lingkungan (environment sensitive genic male sterility), dan mandul jantan nongenetik atau karena perlakuan kimiawi (non-genetic or chemically induced male sterility); (2) perilaku genetik dari gen ms, GMJ dibedakan menjadi dua tipe yaitu sporofitik dan gametofitik; (3) pola pelestarian dan pemulihan (maintaining-restoring) dari GMJ, terdapat tiga tipe yaitu WA, Honglian, dan Boro type (BT), dan (4) morfologi polen, GMJ digolongkan ke dalam tipe typical abortion, spherical abortion, dan stained abortion. Pengembangan padi hibrida dengan menggunakan sistem GMJ sitoplasmik-genetik mutlak memerlukan tetua jantan yang disebut galur pemulih kesuburan (restorer line). Karakter pemulihan kesuburan dikendalikan oleh gen dominan tunggal ‘Rf’ yang mempunyai pengaruh gametofitik. GMJ dan pemulih kesuburan dimanfaatkan untuk merakit varietas hibrida sistem tiga galur. Dua cara utama untuk mendapatkan tanaman mandul jantan yaitu: (a) dari persilangan kerabat jauh, misalnya persilangan antarspesies (O. sativa x O. glaberrima), persilangan antar-ras (indika x japonika), dan persilangan antar varietas yang sangat berbeda sumber asalnya; dan (2) dari tanaman mandul jantan alami, yang biasanya merupakan hasil dari mutasi gen, sehingga tidak ditemukan galur pelestari pasangannya. Bioteknologi juga menjadi salah satu metode alternatif untuk merakit GMJ, antara lain dengan memanfaatkan sinar gamma, teknik kultur jaringan seperti kultur antera, marker added selection (MAS), quantitative trait loci (QTL), dan transformasi genetika.
Keywords
Citation