Conjecturing Production, Imports and Consumption of Horticulture in Indonesia In 2050: A GAMS Simulation Through Changes in Yields Induced by Climate Change

Abstract
Description
IndonesianPetunjuk perubahan iklim yang cepat saat ini telah diamati dan dibukukan secara meluas. Semua perubahan ini secara pasti akan menyebabkan kemerosotan jumlah dan mutu lahan, air, dan iklim mikro di tempat di pertumbuhan tanaman hortikultura. Selanjutnya, dapat diprakirakan produktivitas lahan dan hortikultura akan menurun. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh yang dipicu perubahan ini pada produksi, impor, dan konsumsi produk hortikultura. Penelitian ini menggunakan pendekatan model keseimbangan parsial pasar-jamak dalam kerangka simulasi. Semua hasil-hasil simulasi IFPRI memprakirakan bahwa produktivitas kelompok buah (pisang dan jeruk) dan sayuran (cabai dan bawang merah) meningkat dibandingkan keadaan baseline. Demikian pula, apabila perbandingan dilakukan terhadap hasil skenario tidak terjadi perubahan iklim (NoCC), kesimpulan yang berbeda akan diperoleh. Pada tahun 2050, model ini memberikan petunjuk yang berlainan dengan hasil literatur dan hipotesis yang menyatakan bahwa produksi, impor, dan konsumsi terhadap hortikultura akan menurun. Sebaliknya model mengantisipasi bahwa produksi pisang, jeruk, cabai, dan bawang akan meningkat di perdesaan Jawa dan Luar-Jawa. Namun, hasil-hasil ini harus ditafsirkan secara hati-hati berhubung kesulitan penarikan kesimpulan atas pengaruh perubahan iklim terhadap komoditas hortikultura yang berlaku secara umum, karena komoditas hortikultura jumlahnya beribu-ribu dengan sifat masing-masing yang khas. Untuk itu kajian dan penelitian yang intensif dan menyeluruh sangat diperlukan karena perubahan iklim bukanlah fenomena jangka pendek seumur tanaman, tetapi bersifat jangka panjang. Dalam kaitannya dengan indikator perdagangan, simulasi memberikan hasil yang sama bahwa impor pisang, jeruk, cabai, dan bawang akan meningkat, tetapi impor kedua komoditas terakhir tidak besar. Skenario CSIRO_A1b, CSIRO_B1, dan MIROC_A1b memproyeksikan konsumsi nasional agregat pisang, jeruk, cabai, dan bawang  akan menurun dengan perubahan iklim, tetapi meningkat menurut Skenario MIROC_B1 . Namun, terlihat ada perbedaan konsumsi komoditas-komoditas ini antarwilayah. Konsumsi rumah tangga di Jawa menurun pada 2050, penurunan ini akan sangat terasa pada keluarga miskin di Jawa. Sementara itu, konsumsi semua kelompok rumah tangga di Luar Jawa meningkat, kecuali menurut Skenario MIROC_A1b dan Skenario CSIRO_B1, di mana konsumsi keluarga miskin di Luar Jawa menurun. Makalah menyarankan agar penelitian perakitan kultivar yang dapat menyesuaikan diri dan tahan kekeringan dan juga teknik-teknik penghematan air yang sesuai untuk tanaman hortikultura atau penggunaan air secara efisien perlu ditingkatkan. Teknologi-teknologi semacam ini sangat dibutuhkan saat ini. Cara-cara penyebarluasan atau pengkomunikasian kultivar-kultivar dan teknologi-teknologi di atas ke pihak petani kecil juga perlu digali lagi agar mereka dapat memanfaatkannya. EnglishIndication of Earth’s changing climate with rapid pace currently present time has been observed and extensively documented. All these changes will undoubtedly lead to deterioration in quantity and quality of land, water, and micro-climate where the horticultural crops are grown. Subsequently, it can be anticipated that land and horticultural productivity will be depreciated. The purpose of this paper is to investigate the impact of this induced change in these horticultural crops on the production, imports, and consumption of these crops. This study adapts a multimarket model of partial equilibrium analysis to a simulation framework. All scenarios adopted by the IFPRI study predict that the yields of fruit crop group (bananas and oranges) and vegetables (chilies and shallots) would increase compared to the baseline scenarios. But by making comparison to no climate change (NoCC) scenario after simulating it from the baseline, mixed conclusions are obtained. For 2050, the model anticipates increases in the production of bananas, oranges, shallot, and chilies by rural households in Java and Off-Java. These findings have to be interpreted cautiously, because it is extremely difficult to make a general conclusion about the impact of climate change on horticulture for the fact that horticulture consists of thousands of crops, of which each of them has unique characteristics. More intensive and comprehensive studies are still required because climate change is not a short-term phenomenon of crop-cycle. In regard to net trade indicators, this study foresees that bananas, oranges, chilies and onions imports would grow but the rate of growth of chilies’ and onions’ imports are not significant. National consumption of bananas, oranges, chilies and shallot are projected to fall under Scenarios CSIRO_B1 and MIROC_A1b but it increases under Scenario MIROC_B1. However, there would be disparities in consumption of bananas, oranges, chilies and shallot among regions. Java households will experience decreases in consumption in 2050, whereas Java–poor households would suffer the most. On the other hand almost all types of Off-Java households will enjoy a positive rate of consumption changes, with the exception being the results of Scenario MIROC_A1b and Scenario CSIRO_B1 for Off-Java–poor households, which indicate a decrease in consumption. This paper recommends that more researches on assembling cultivars adaptable or tolerable to drought as well as appropriate technologies to conserve water for horticultural crops and to use the limited amount of water efficiently  are in high demand today. Best means to disseminate or communicate these cultivars and technologies to smallholding horticultural-farmers ought to be explored.
Keywords
Citation