KARAKTERISTIK POHON INDUK GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) DI SENTRA PRODUKSI SUMATRA BARAT DAN RIAU

No Thumbnail Available
Date
2008
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Sumatra Barat, Riau dan Sumatra Selatan merupakan sentra produksi gambir di Indonesia. Sumatra Barat dan Riau telah dipilih populasi terbaik untuk dijadikan pohon induk. Keragaman populasi terpilih di sentra produksi belum banyak diketahui, oleh karena itu dila-kukan karakterisasi untuk mengetahui kera-gaman pohon induk di sentra produksi gambir di Sumatra Barat dan Riau. Karakterisasi di-lakukan langsung di lapang dan dilaksanakan di lahan petani gambir di Sumatra Barat yaitu di Kabupaten Lima Puluh Kota (Gunung Ma-lintang, Harau dan Tanjung Gadang), Kabu-paten Pesisir Selatan (Siguntur dan Barung-Barung Belantai) dan di kabupaten Kampar-Riau (Tabing, Tanjung, Muara Takus, Gunung Bungsu, Gunung Malelo, Tanjung Alai dan Ba-lung). Karakterisasi dilakukan terhadap 31 po-pulasi gambir terpilih. Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif ya-itu ranting, daun, bunga dan buah. Untuk ka-rakter produksi daun pengamatan dilakukan selama 5 kali panen berturut-turut. Data hasil pengamatan ditabulasi dan kemudian dilakukan analisa kluster untuk melihat kekerabatan antar aksesi dan pengelompokannya berdasarkan Taxonomic Average Distance menggunakan program NTSYSpc ver. 2.1 (exeter sofware). Hasil penelitian menunjukkan berdasar karak-ter panjang dan lebar daun, tipe Cubadak cen-derung lebih panjang dan lebar dibandingkan tipe Udang dan tipe Riau, demikian pula de-ngan panjang ruas ranting. Sebaliknya, jumlah polong buah per tangkai dan jumlah biji per po-long pada tipe Cubadak lebih sedikit. Kluster berdasarkan sifat kuantitatif terlihat bahwa an-tar tipe tidak mengelompok dalam kluster yang berbeda, melainkan berbaur, aksesi dari daerah lokal yang sama umumnya berada pada anak kluster yang sama. Hasil analisis kluster berda-sarkan sifat kualitatif tidak memisahkan aksesi berdasarkan basis geografi daerah asal Riau atau Sumatra Barat, tapi memisahkan tipe Udang dengan tipe lainnya (Cubadak dan Riau). Berdasarkan sifat produksi aksesi me-ngelompok ke dalam 2 kluster utama. Kluster 1 terdiri dari tanaman yang berproduksi getah tinggi (>1000 kg) yaitu UTG, UGB, CSG, CTA, USG, UBL, UMT, RTG, RTJ dan CTB. Sedang pada kluster ke-2 membagi ke dalam 3 anak kluster, namun demikian produksi ge-tah tertinggi berada dalam anak kluster ter-sendiri yaitu terdiri dari UGM, UGO, UTB, UHR, UTA dan UTB. Berdasarkan total ka-rakter (baik karakter kualitatif maupun kuantitatif), kombinasi tipe dan daerah lokal asal tanaman tercermin dalam kluster. Gambir tipe udang mengelompok dalam anak kluster tersendiri, walaupun ada yang out kluster seperti aksesi UBB dan USG. Aksesi dari dae-rah asal yang sama cenderung berada pada anak kluster yang sama. 
Keywords
Citation