TANGGAP PETANI DAN KELAYAKAN PENGEMBANGAN BENIH NILAM HASIL KULTUR JARINGAN

Abstract
Description
Penelitian tanggap petani dan kelayakan benih nilam hasil kultur jaringan dilakukan dengan demplot di kebun petani Kecamatan Cibeurem, Kuningan, Jawa Barat sejak Januari sampai Juni 2011. Rancangan acak kelompok (RAK) terdiri atas dua perlakuan (1) Benih hasil kultur jaringan dan (2) Benih setek pucuk (konvensional) masing-masing diulang 10 kali dengan 50 tanaman per petak, jarak tanam 100 cm x 50 cm, dengan jenis dan dosis pupuk sesuai anjuran. Data tanggap petani dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur kepada 18 orang anggota kelompok tani nilam Pendil Cisusu, Kecamatan Cibeureum. Kelayakan teknologi benih nilam hasil kultur jaringan diukur berdasarkan produksi terna basah dan kering per satuan luas, efisiensi ekonomis berdasarkan (1) pendapatan per satuan luas, (2) rasio antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor, serta efisiensi alokatif (harga) berdasarkan rasio antara biaya operasional dan pendapatan kotor. Hasil penelitian menunjukkan petani responden tanggap terhadap benih hasil kultur jaringan karena vigor tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta produksi terna yang lebih baik. Analisis efisiensi teknis menunjukkan bahwa budidaya menggunakan benih nilam hasil kultur jaringan lebih efisien karena menghasilkan terna basah untuk tiga kali panen tahun-1 (4.927 kg 1.000 m2-1) dan terna kering (1.205 kg 1.000 m2-1) lebih tinggi dari pada budidaya petani, dan lebih efisien dalam alokasi input (harga), yaitu pada produk terna basah 66,67% dan terna kering 69,90%. Walaupun demikian harga benih kultur jaringan (Rp.796,- polibag-1) lebih mahal dari harga benih petani (Rp 550,- polibag-1). 
Keywords
Citation