Analisis Efisiensi Teknis Produksi Nanas: Studi Kasus di Kabupaten Subang, Jawa Barat

Abstract
Description
EnglishLow productivity of pineapples in West Java Province is mainly due to the unfavorable climate and farmers’ inability to adopt the technology fully. Objectives of the study were to analyze of technical efficiency and to examine the determinants of inefficiency by estimating land productivity, ratio of pineapple farm income to labor cost, R/C ratio, age, experience, education, total farmers’ household members, membership of farmers’ group, and intercropping practice. The study used data collected through a survey from 140 rural households in Subang Regency, West Java Province. Data Envelopment Analysis (DEA) results showed that pineapple production of  farmers are technically inefficient with the mean technical efficiency level of 55.2 percent for CRS-DEA, 78.8 percent for VRS-DEA, and 70.4 percent for SE-DEA, respectively. Land productivity, R/C ratio, and farmers’ group membership influenced negatively and significantly on inefficiencies. Intercropping practice affected significantly the technical inefficiency of pineapple production. The findings suggested that improving pineapple production is possible by applying monoculture cultivation and supporting farmers’ group activities. Fully applied good agricultural practice (GAP) will enhance land productivity and R/C ratio.IndonesianRendahnya produktivitas produksi nanas di Provinsi Jawa Barat umumnya disebabkan faktor iklim dan ketidakmampuan petani untuk menggunakan teknologi seutuhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis dan untuk menguji faktor yang menentukan inefisiensi teknis dengan mengestimasi produktivitas lahan, rasio pendapatan nanas terhadap biaya tenaga kerja, rasio R/C, umur, pengalaman,  pendidikan, jumlah anggota keluarga, anggota kelompok tani, dan pola tanam tumpangsari. Penelitian ini menggunakan data yang didapatkan dari survei 140 rumah tangga petani di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Hasil Data Envelopment Analysis (DEA) menunjukkan bahwa petani tidak efisien secara teknis dalam produksi nanas dengan rata-rata tingkat efisiensi teknis masing-masing sebesar 55,2 persen untuk model CRS-DEA, 78,8 persen untuk model VRS-DEA dan 70,4 persen untuk model SE-DEA. Model regresi Tobit dalam menghitung faktor yang menentukan inefisiensi teknis mengungkapkan bahwa produktivitas lahan, rasio R/C, dan keanggotaan kelompok tani memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan, sedangkan aplikasi pola tanam tumpangsari berpengaruh positif dan signifikan pada inefisiensi teknis produksi nanas. Temuan ini menyarankan produksi nanas di lokasi penelitian akan meningkat secara signifikan dengan mengaplikasikan pola tanam monokultur, mendukung kegiatan kelompok tani, serta meningkatkan produktivitas lahan dan rasio R/C dengan mengaplikasikan GAP sepenuhnya.
Keywords
Citation