Family-Coping Strategies in Maintaining Welfare During The Economic Crisis In Indonesia: A case study in rural and urban areas in Bogor, West Java, Indonesia

Abstract
Description
IndonesianLima tahun setelah krisis ekonomi yang akut melanda Indonesia (1997), proses pemulihan kehidupan berjalan sangat lambat. Masih dibutuhkan upaya untuk mengidentifikasi cara  meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian dengan judul yang sama, dengan tujuan (1) mengidentifikasi  kesejahteraan keluarga di perkotaan dan pedesaan sebelum dan selama krisis ekonomi, (2) mengidentifikasi dampak krisis ekonomi terhadap penghasilan dan pengeluaran keluarga di daerah pedesaan dan perkotaan, (3) menganalisis upaya yang dipilih keluarga dalam menyikapi dampak krisis dan tingkat keberhasilan dan kepuasannya, dan (4) mengevaluasi peran pemerintah dan kelembagaan lokal dalam mendukung upaya keluarga menanggulangi dampak krisis. Dari penelitian ini terlihat bahwa proporsi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan di pedesaan dan perkotaan meningkat selama tahun 1997-2001. Pendapatan riil keluarga di pedesaan sebelum dan sesudah krisis tahun 1998 menurun sebesar 26,7 persen dan diperkotaan 48,7 persen, akibat meningkatnya harga-harga barang kebutuhan pokok. Selama tahun 2000-2001 ada perbaikan dalam pendapatan keluarga. Sebagai dampak dari penurunan pendapatan riil, keluarga mengurangi konsumsi ikan,daging dan makanan jadi. Pada sisi lain ada peningkatan konsumsi makanan dengan bahan baku kedelai, seperti tahu dan tempe. Pengeluaran untuk non-makanan juga menurun secara nyata di daerah pedesaan dan perkotaan. Diantara 31 strategi yang dipilih keluarga dalam menyikapi dampak krisis, strategi yang paling efektif adalah mengurangi pengeluaran untuk makanan dan non-makanan dan meningkatkan produktivitas usaha. Dengan menggunakan structural equation model, factor yang secara nyata berpengaruh terhadap strategi yang dipilih keluarga dalam menyikapi dampak krisis adalah jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan. Dukungan pemerintah dan masyarakat melalui berbagai program seperti Jaringan Pengamanan Sosial (JPS) memberikan dampak nyata pada upaya keluarga menyikapi krisis, namun untuk wilayah perkotaan upaya ini belum berfungsi efektif.EnglishIndonesia’s economic crisis has not been over five years afterward.  This research was aimed (1) to assess the welfare of the people located in rural and urban areas before and after the economic crisis, (2) to identify the impact of economic crisis on households’ income and expenditure in rural and urban areas,  (3) to analyze the coping strategies chosen by households in the rural and urban areas and assess their effectiveness, and (4) to evaluate the role of government and local institutions in supporting these family-coping strategies. This research revealed that the proportion of population below the poverty line both in urban and rural areas increased for the period of 1997-2001. The level of income before and after the crisis in 1998 revealed that 48.7 percent of families in the urban areas and 26.7 percent in the rural areas had declined.  However, during the period of 2000-2001 their households’ income improved. An assessment of the impact on family expenditures showed that consumption of fish, meat, and prepared food declined. In contrast, consumption of soybean-based food products such as tofu and tempe increased. Nonfood expenditures also decreased in the urban and rural areas.  Among the 31 strategies used to cope with the economic crisis, the most effective ones were reduction of expenditures for food and non-food items and increasing productivity. Using the structural equation model analysis, the significant factors that positively affected family-coping strategies were family size and level of income. The government and society support services such as social safety net programs had positive impact, even though in urban areas its impact was not optimal.
Keywords
Citation