INNOVATION OF TECHNOLOGY FOR IMPROVEMENT OF CACAO PLANTING MATERIALS IN INDONESIA

No Thumbnail Available
Date
2013-11-30
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Cacao is a main crops commodity in Indonesia. It is one of the source of national income, providing employment opportunities, also as land and water conservation. Most cacao cultivation are in small holders, which reached 93% in 2010 with productivity rate of 750 kg of dried beans/ha/year. The low productivity is due to low quality of plant materials, pest and disease attack, and unstandarized cultivation technology. Available superior varieties and cacao clones which commonly in use today are fine cocoa and bulk cocoa. Both have high production potentials, ranging from 1.5-2 tonnes/ha/year, but susceptive to pest and disease attack. To increase productivity and yield quality of cacao requires superior variety that is resistant to biotic stress, either F1 hybrid or clonal. The assembling of cacao varieties and clones can be done through conventional and inconventional methods. Inconventional approach using molecular technology can shorten the selection cycle of cacao plants.
Tanaman kakao merupakan komoditas utama sub sektor perkebunan di Indonesia. Komoditas ini merupakan sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, sekaligus juga bermanfaat untuk konservasi tanah dan air. Sebagian besar tanaman kakao diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat yang mencapai 93% pada tahun 2010 dengan tingkat produktivitas 750 kg biji kering/ha/tahun. Rendahnya produktivitas kakao di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kualitas bahan tanaman, serangan hama dan penyakit, dan penerapan teknologi budidaya yang tidak standar. Varietas dan klon kakao unggul yang tersedia saat ini meliputi varietas mulia dan lindak. Varietas-varietas dan klon unggul tersebut memiliki potensi produksi cukup tinggi, berkisar 1,5-2 ton/ha/tahun, tetapi masih rentan terhadap cekaman biotik, yaitu hama dan penyakit. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kakao di Indonesia, masih diperlukan varietas unggul yang tahan terhadap cekaman biotik tersebut baik yang berupa hibrida F1 maupun klonal. Perakitan varietas dan klon kakao dapat dilakukan melalui pendekatan konvensional dan inkonvensional. Secara konvensional perakitan bahan tanam kakao dapat dilakukan dengan melakukan persilangan untuk menghasilkan benih kakao hibrida secara biklonal maupun poliklonal. Pendekatan inkonvesional dengan memanfaatkan teknik molekuler dapat mempersingkat daur seleksi tanaman kakao.
Keywords
Citation