Diseminasi Teknologi Konservasi Tanah Berbasis Web untuk Perencanaan Implementasi Sistem Usahatani Konservasi di Lahan Kering Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan

Abstract
Description
Abstrak. Pengelolaan lahan kering secara berkelanjutan memiliki peran sangat strategis dalam mendukung swasembada pangan di Indonesia. Lemahnya implementasi teknologi konservasi tanah di lapangan menjadi salah satu kendala dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan kering. Tanpa tindakan konservasi tanah, lahan kering akan rentan terhadap erosi yang mengakibatkan degradasi lahan. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, diantaranya melalui kegiatan diseminasi yang efektif dan terus-menerus mengenai teknologi konservasi tanah sehingga kegiatan pertanian yang dilakukan dapat bersifat ramah lingkungan. Pengemasan alat diseminasi yang menarik dan mudah dicerna akan menentukan keberhasilannya. Sistem pengambilan keputusan (decision support system) diperlukan oleh pelaku pertanian untuk melakukan penilaian potensi erosi dan pemilihan teknik konservasi tanah yang tepat secara mandiri. Sistem ini telah dibuat oleh Balai Penelitian Tanah pada tahun 2007 dan diberi nama program SPLaSH (Sistem Pengelolaan Lahan Sesuai Harkat) tetapi masih memiliki kelemahan dalam proses diseminasinya karena masih berbasis komputer tunggal (desktop). Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi internet dan web sebagai basis bagi sistem pengambilan keputusan menjadi pilihan terbaik saat ini. Data spasial tersedia yang memiliki atribut lengkap akan memberikan kemudahan aplikasinya. Perbedaan skala menyebabkan fasilitas perubahan tetap diperlukan agar pelaku pertanian dapat mengisi variabel data sehingga lebih sesuai dengan kondisi lahan sebenarnya. Dukungan basis data yang kuat serta akses jaringan internet yang luas dan handal akan menentukan keberhasilan proses diseminasi selanjutnya. Sistem pengambilan keputusan berbasis web yang diberi nama “Sistem Informasi Pengelolaan Lahan” ini diharapkan dapat mempermudah pelaku pertanian untuk mengakses informasi teknologi konservasi tanah yang tepat secara spesifik lokasi agar produktivitas lahan meningkat sekaligus menjaga keberlanjutannya.Abstract. Sustainability of upland management has a very strategic role in supporting food-self sufficiency in Indonesia. Weak implementation of soil conservation technology in the field is one of constraint factors in maintaining and increasing the productivity of upland. Without soil conservation measures, upland soil would be vulnerable to soil erosion which leads to land degradation. There are many ways to overcome these constraint including effective and continuously dissemination of soil conservation technologies to support environmentally friendly agriculture. Interesting and user friendly dissemination package will determine its success. Decision support system is needed by agricultural stakeholders and smallholders to assess the potential of their land to soil erosion and the selection of appropriate soil conservation techniques. This system has been created by Indonesian Soil Research Institute in 2007 and named as SPLaSH (Sistem Pengelolaan Lahan Sesuai Harkat). The program has a weakness in dissemination effort because it is still based on single computer personal unit (desktop). Therefore, the use of internet and web technologies as a basis for decision-making system are the best choice at this time. Spatial data availability with full attributes will provide ease of its application. However, the differences in scale by alteration on this default values still needed, so that users can fill data that are better suited to the actual conditions of their agricultural land. Database support system and broader reliable internet access will determine the future of success of dissemination. It is expected that within this web-based decision support system stakeholders and smallholders can easily access the information on the appropriate soil conservation technologies in specific sites in order to increase land productivity as well as maintaining land sustainability.
Keywords
Citation