KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI RAKITAN TEKNOLOGI USAHATANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT

Abstract
Description
This paper aims to assess feasibility of maize farming system on peat soil agroecosystem using hybrid maizeseed, spesific fertilizer application, and drainage. Assesment was conducted in 2002 in Sukasari village, Sukarajadistrict, South Bengkulu Province. Data were collected through a Participation Rural Appraisal (PRA) approach. Datawere analyzed using a partial budget analysis and the parameters were R/C, MBCR, BEP , and sensitivity analysis.The results indicated that (a) performance of maize farming system introduction in peat soil was better off than that ofexisting farmer technology, (b) introduced technology was able to increase maize yield by 2.5 point, i.e., 5.46 tons/hacompared with 2 tons/ha, (c) introduced technology could improve profit value added by Rp 1,598,000 per ha withMBCR of 3.1, (d) introduced technology had BEP less than 15 percent (of input price) and 25 percent (of outputprice), respectively, compared to existing technlogy. To accelerate technology innovation, it needs supply ofaffordable inputs close to the farm areas, direct supervision, and periodic monitoring.Key words: peat soil, zea mays, specific fertilizer application, economic feasibililityMakalah ini bertujuan membahas kelayakan ekonomi usahatani jagung di lahan gambut dengan inovasipenggunaan benih jagung hibrida, pemupukan khusus, dan pengaturan drainase. Pengkajian dilaksanakan pada tahun2002 di Desa Sukasari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bengkulu Selatan. Sumber data menggunakan data primeryang dikumpulkan dengan pendekatan PRA. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatifmenggunakan analisis anggaran parsial, dengan parameter ekonomi R/C, MBCR, TIP, TIH dilanjutkan dengananalisis sensitivitas. Hasil pengkajian menunjukkan : (a) Tampilan komponen hasil jagung pada introduksi teknologirelatif lebih baik dari pada pola petani, (b) Introduksi teknologi menghasilkan produktivitas jagung 2,5 kali lipat dariproduktivitas pola petani yakni 5,46 ton berbanding 2 ton/ha, (c) Penerapan paket teknologi usahatani jagung di lahangambut mampu meningkatkan tambahan keuntungan usahatani sebesar Rp 1598000/ha dengan nilai MBCR 3,1, (d)Survival technology usahatani jagung masih mampu bertahan dalam kondisi peningkatan harga input dan penurunanharga produk jagung dalam batas peningkatan harga input tidak lebih dari 15 persen dan penurunan harga produktidak lebih dari 25 persen. Untuk kelancaran penerapan inovasi teknologi, diperlukan dukungan sarana produksi dekatlokasi usahatani dengan harga yang terjangkau disertai pendampingan dan monitoring secara periodik.Kata kunci : lahan gambut, jagung, pemupukan spesifik, kelayakan ekonomi
Keywords
Citation