RESPON KINERJA PRODUKSI DAN FISOLOGIS KAMBING PERANAKAN ETTAWA TERHADAP PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN DEDAK HALUS PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING di KALIMANTAN SELATAN

Abstract
Description
 ABSTRACTPerformance and Physiological Response Peranakan Ettawa Goat to Supplementary Feeding With Rice Bran on Dryland Agroecosystem in South Kalimantan. This research was to know the performance of Peranakan Ettawa goat and physiological responses tosupplementation feeding of rice bran in the area of dryland agroecosystem in South Kalimantan. This design of experiment was a 4 x 4 Latin Square using 4 Etawa goats of second lactation with average of body weight of 47.50 ± 3.32kg/doe. There were 4 levels of rice bran supplementation ie P1 (0%), P2 (30%), P3 (50%) and P4 (70%) of dry matter requirement. The main feed was a mixture of rambanan (Niponan (Clibadium surinamense L), Rawatan (Pachystilidium hirsutum (Blume), Laban (Vitex pinnata L), Kacangan (Centrosema pubescens B) dan Dadap alas (Mallotus paniculatus). Drinking water was provided ad libitum. Parameters observed were feed intake, milk production and physiological response (heart rate, respiration, rectal temperature and skin temperature). The data obtained were analyzed using the procedure of "General Liner Model" least square mean. The differences in mean values were then examined using the Duncan test. The results showed that supplementary feeding with rice bran had an effect on feed consumption, milk production and physiological repon of goats. The Peranakan Ettawa goat farms business has the potential to be developed in the drylands of South Kalimantan.peranakan etawah goats, productivity, physiological response, dryland.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui respon kinerja produksi dan fisiologis kambing Peranakan Etawah terhadap tingkat pemberian pakan tambahan (dedak halus) pada agroekosistem lahan kering di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan Bujur Sangkar Latin 4x4 menggunakan 4 ekor kambing Peranakan Etawa laktasi ke dua dengan bobot badan rata-rata 47.50 ± 3.32 kg/ekor.Empat tingkatan perlakuan pemberian dedak halus sebagai pakan tambahan sebanyak0%(P1), 30% (P2), 50% (P3) dan 70% (P4) dari kebutuhan bahan kering (BK). Pakan utama berupa campuran hijauan pakan yang diberikan berdasarkan kebiasaan peternak berupa rambanan (Niponan (Clibadium surinamense L), Rawatan (Pachystilidium hirsutum (Blume), Laban (Vitex pinnata L), Kacangan (Centrosema pubescens B) dan Dadap alas (Mallotus paniculatus). Air minum disediakan secara ad libitum.Parameter yang diamati meliputi konsumsi pakan, produksi susu dan respon fisiologis (denyut jantung, respirasi, suhu rektal dan suhu tubuh). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur “General Liner Model” least square mean. Perbedaan nilai rataan pada peubah yang diukur dari setiap perlakuan diujidengan uji Duncan. Hasil menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan berpengaruh terhadap konsumsi pakan, produksi susu dan repon fisiologis kambing Peranakan Etawah. Usaha peternakan kambing Peranakan Ettawa berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering Kalimantan Selatan.kambing peranakan ettawah, produktivitas, respon fisiologis, lahan kering.
Keywords
Citation