PLASMA NUTFAH TANAMAN OBAT SEBAGAI SUMBER BIOFARMAKA DI KALIMANTAN TENGAH

No Thumbnail Available
Date
2014-08-05
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Description
Central Kalimantan Province covers an area of 15.380.000 ha or about 7.93 % of Indonesian area and consists of coastal region open waters and open land area, owns a potential biodiversity such as herbal medicine. This massive land area consists of various types of land. The wide area combined with high variability of land may resulted in a variability of genetic diversity resources medicinal which were found in Central Kalimantan. Due to the increasing rate of forest exploitation such as illegal logging and land clearing or burning, those medicinal and ornamental crops are in an endangered phase of extinction. To conserve these medicinal plants or germplasms some critical steps such as exploration, collection and conservation should be taken. The purpose of this study is to explore, collect, conserve and document medicinal plants species and as well as to find out the potency of such plants in Central Kalimantan. The exploration and colection were conducted at five districts, i.e. Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Barito Selatan, Barito Utara and Murung Raya, from March 2005 until December 2005. The aim of this study was as follows : (1). The exploration process, (2). The ex-situ and in-situ conservation, (3). The characterization process, (4). The documentation process. The results of these activities was there were an ex situ collection of 5 accessions of medicinal plants that can be used as a source of biofarmaca. Key word : exploration, characterization, conservation and medicinal plants.   Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 15.380.000 ha atau 7,93% dari luas Indonesia banyak menyimpan keanekaragaman hayati (biodiversity), antara lain tanaman obat. Tanaman obat banyak tersebar di daerah-daerah pedalaman dan kawasan hutan Kalimantan Tengah yang merupakan habitat alami tanaman tersebut. Adanya eksploitasi hutan dan industri perkayuan yang semakin meningkat, kebakaran hutan serta pembukaan hutan untuk perkebunan, tambang dan pemukiman transmigrasi, maka spesies-spesies tanaman obat khawatirkan akan punah. Sebagian kecil masyarakat setempat sudah mengusahakan tanaman obat sebagai obat tradisional yang diambil baik dari akar, daun maupun buah, tetapi belum terinventarisasi dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya upaya perlindungan dan inventarisasi tanaman obat sebagai pengetahuan tradisional dan kekayaan intelektual, yang pada waktunya nanti diperlukan sebagai referensi dalam pengembangan lebih lanjut. Kegiatan eksplorasi dilakukan di lima kabupaten yaitu Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Barito Selatan, Barito Utara dan Murung Raya, mulai bulan Maret sampai dengan Desember 2005. Tujuan kegiatan ini adalah Mendapatkan informasi tentang jenis dan karakteristik tanaman obat secara ex-situ, dokumentasi serta informasi pemanfaatannya oleh masyarakat lokal. Kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) Eksplorasi, (2) Karakterisasi, dan (3) Konservasi ex-situ, tiap kegiatan diikuti dengan dokumentasi data. Hasil kegiatan tersebut ditemukan 5 tanaman obat yang dapat digunakan sebagai sumber biofarmaka. Kata kunci: eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan tanaman obat
Keywords
Citation