DAMPAK KEBIJAKAN PENGHAPUSAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KINERJA USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Abstract
Description
Although share of agricultural sector in GRDP of East Kalimantan province is relatively small, but this sectoremploys significant labor. On the other hand, agricultural land resources are less utilized optimally. Results of thestudy showed that 89 percent of sample farmers reduced the dosage of fertilizers due to too expensive. The farmers(55%) did not difficulty in purchasing, but the price was unaffordable. Most of the farmers (96%) deemed that riceprice at farm level was too low. Negative impact of high price of fertilizers led farmers to use less SP-36 and resulted in lower average yields by 0.1 ton/ha. Real income of farmers from rice farming was relatively low due ineffective implementation of floor price policy to compensate increased price of fertilizers. It is essential to maintainfloor price of rice officially established by the government. For example, the government purchases farmers’ ricethrough Dolog. The local government could also intervene through credit program for input purchase at low interestrate.Key words: fertilizer subsidy, rice farming, floor priceWalaupun peran sektor pertanian dalam PDRB di Kalimantan Timur relatif kecil, tetapi cukup banyakmenyerap tenaga kerja. Dipihak lain, sumberdaya lahan masih relatif sedikit dimanfaatkan secara optimal. tercatatcukup luas, yaitu 856.195 ha lahan sawah potensial, sementara yang baru termanfaatkan baru Hasil penelitianmenunjukkan bahwa harga pupuk relatif mahal bagi 89 persen petani sampel sehingga mengurangi aplikasi pupuk danmenurunkan produktivitas. Sekitar 55 persen petani tidak kesulitan memperoleh pupuk di kios sarana produksi,namun harga pupuk terlalu tinggi. Sebanyak 96 persen petani menyatakan bahwa harga gabah antara Rp 900 sampaiRp 1.100 per kg tidak sebanding dengan biaya produksi. Sebagian besar (57%) tidak lagi mengandalkan lahanpertaniannya sebagai mata pencaharian utama. Untuk meningkatkan kemampuan petani membeli sarana produksi,maka pemerintah harus berupaya menyediakan fasilitas kredit murah dengan prosedur administrasi yang mudah.Pencabutan subsidi pupuk secara umum tidak berdampak negatif terhadap tingkat penerapan teknologi, kecualiberkurangnya penggunaan SP36 yang berakibat penurunan produktivitas padi sekitar 1 ku/ha. Dampak negatif yangcukup signifikan dari penghapusan subsidi ini adalah menurunnya pendapatan riil usahatani padi yang terutamadisebabkan oleh tidak efektifnya implementasi kebijakan harga dasar gabah. Untuk melindungi petani dari kerugianakibat kebijakan penghapusan subsidi, maka perlu ada upaya pengamanan kebijakan harga dasar gabah, berupapembelian gabah petani oleh Dolog melalui KUD atau melalui Tim Khusus Dolog. Alternatif lain adalah bantuansubsidi pupuk oleh pemerintah daerah kepada petani di Kalimantan Timur.Kata kunci : subsidi pupuk, usahatani padi, harga dasar gabah 
Keywords
Citation