KESESUAIAN BEBERAPA GALUR KAPAS BERDAUN OKRA PADA SISTEM TANAM RAPAT

Abstract
Description
ABSTRAKTanaman kapas dengan bentuk daun yang menjari (okra) diharapkanbisa dikembangkan dengan sistem tanam rapat untuk meningkatkan hasilkapas berbiji. Penelitian lapang dilakukan di Kebun Percobaan Asem-bagus, Situbondo, Jawa Timur mulai Februari-Juli 2007 dan bertujuanuntuk mengetahui kesesuaian galur kapas berdaun okra pada sistem tanamrapat. Sistem tanam rapat yang dimaksud adalah sistem tanam monokulturdengan jarak tanam dalam barisan dirapatkan yaitu dengan jarak tanam100 cm x 10 cm (100.000 tan/ha). Percobaan disusun dalam rancanganacak kelompok dengan 3 ulangan dan 1 ulangan monokultur dengan sistemtanam normal (100 cm x 25 cm; 40.000 tan/ha). Perlakuan terdiri dari 14galur/varietas kapas yang terdiri atas 12 galur berdaun okra dan 2 varietasberdaun normal (Kanesia 8 dan Kanesia 13) sebagai pembanding.Paramater yang diamati adalah tinggi tanaman, lebar kanopi, jumlahcabang generatif, jumlah buah/tanaman setiap bulan mulai 60-120 HST.Bobot buah, jumlah buah terpanen dan hasil kapas berbiji diamati saatpanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan populasi tanam-an menurunkan jumlah cabang generatif, jumlah buah dan bobot buah pertanaman. Semua galur okra yang dicoba pada sistem tanam rapat rata-ratahanya meningkatkan hasil kapas berbiji 2,12% dibanding pada populasinormal. Rata-rata hasil kapas berbiji galur okra pada populasi rapat adalah2.315,8 kg/ha dan pada populasi normal 2.293,2 kg/ha. Selanjutnya hasilkapas berbiji berdaun normal Kanesia 8 dan Kanesia 13 pada populasirapat masing-masing 2.159 dan 2.179 kg/ha dan pada populasi normal1.983 kg/ha dan 2.525 kg/ha. Galur okra 98040/3 dan 98048/2 menghasil-kan produksi tertinggi pada populasi rapat (masing-masing 2.640 kg/hadan 2.627 kg/ha) dan pada populasi normal (2.688 kg/ha dan 2.807 kg/ha).Kedua galur okra tersebut mempunyai potensi hasil yang lebih tinggidibanding kapas berdaun normal (Kanesia 8 dan Kanesia 13) baik padapopulasi rapat maupun populasi normal.Kata kunci: Gossypium hirsutum L., tanam rapat, daun okraABSTRACTSuitability of Cotton Lines with Okra Leaves UnderNarrow Interrow SpacingOkra leaf cotton crop may have a potential increase in the seedcotton yield under narrow inter row spacing. Okra leaf cotton lines weretested in relative performance under high interrow spacing. The field trialwas conducted at the Asembagus Experimental Station, Situbondo, EastJava from February to July 2007. Okra leaf cotton lines were planted asmonocrop with plant spacing of 100 cm between rows and 10 cm withinrows (100,000 plants/ha). Experiment was arranged in a randomized blockdesign with three replicates. In addition, one plot was allocated formonocrop with normal inter row spacing (100 cm between rows and 25 cmwithin rows; 40,000 plants/ha). Fourteen selected cotton lines consistingof 12 lines with okra leaf and 2 varieties (Kanesia 8 and Kanesia 13) withnormal leaf as check varieties were tested. Cotton plant height, canopywidth, number of fruiting branches, and boll/plant were measured monthlyfrom 60-120 dap. Boll weight, number of harvested bolls, and seed cottonyield were counted at harvesting. Results showed that increased plantdensity resulted in reduced fruiting branches, boll count, and boll weight.The okra leaf cotton under high crop density system showed a yieldincrease by 2.12% compared to normal spacing. Average seed cotton yieldunder narrow interrow spacing was 2,315.8 kg/ha and the average yieldunder normal interrow spacing was 2,293.2 kg/ha. Okra lines cotton98040/3 and 98048/2 showed the highest yield under narrow interrowspacing (2,640 and 2,627 kg/ha) and under normal interrow spacing (2,688kg/ha dan 2,807 kg/ha). Both lines offered higher yield than those withnormal leaf under high interrow spacing and normal population.Key words: Gossypium hirsutum L., high interrow spacing, okra leaf
Keywords
Citation