An Analysis of Superior Plantation Commodities and Referral Development in Bungo Regency, Jambi Province

Abstract
Description
ABSTRACTThe condition of Bungo Regency potential for development of agriculture sector in a broad sense. Agricultural sector contributed 33,08% to GDP Bungo Regency in 2012. Famoustation crops is rubber. Now a days, in addition to rubber, oil palm plantations is also highly desirable for crop development. The purpose of this research is (1) to analyze the main commodity of plantation, (2) to now potential land for development, and (3) to establish the referrals of plantation commodity development in the framework of regional development in Bungo Regency. The methode and techniques of analysis in this study is Shift Share (SS) methode, Location Quotient (LQ) methode, overlay and descritive analysis. Based on Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) analysis can be concluded that there are three types of superior commodity which is used as the main priorities to be developed in every district in Bungo Regency, there are rubber, oil palm and coconut. Potential land for development of rubber, oil palm, and coconut commodites are the largest area in the Pelepat sub-district for 37.234 ha (17,2%). The main development referal for superior commodity is rubber commodity, especially at Pelepat sub-district, palm oil is especially for Pelepat Ilir, in otherwise coconut commodity is only support commodity at Pasar Bungo sub-district. Engineering effort to minimize the negative effects of limiting factor of erosion, drainage, texture, and rainfall, which are: the addition of organic matter, plant cover crops, and manufacture of irrigation.Keywords: coconut, land suitability, palm oil, rubber, superior commodity ANALISIS KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN DAN ARAHAN PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN BUNGO, PROVINSI JAMBIABSTRAKKondisi Kabupaten Bungo sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bungo untuk tahun 2012 sebesar 33.08%. Tanaman perkebunan yang menjadi primadona adalah karet. Kini selain karet, tanaman kelapa sawit pun menjadi jenis yang diminati pengembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis komoditas perkebunan unggulan, (2) mengetahui lahan yang berpotensi untuk pengembangan komoditas perkebunan unggulan, dan (3) menyusun arahan pengembangan komoditas perkebunan unggulan dalam rangka pengembangan wilayah di Kabupaten Bungo. Adapun metode dan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: Metode Shift Share (SS), metode Location Quotient (LQ), Overlay, dan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS), secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis komoditas perkebunan unggulan yang dijadikan prioritas utama untuk dikembangkan disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bungo yaitu: karet, kelapa sawit dan kelapa dalam. Ketersediaan lahan untuk pengembangan komoditas karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam luasan terluas berada di Kecamatan Pelepat sebesar 37.234 ha (17,2%). Arahan untuk pengembangan komoditas unggulan adalah komoditas karet, utamanya di Kecamatan Pelepat dan kelapa sawit utamanya di Kecamatan Pelepat Ilir, sedangkan komoditas kelapa dalam, merupakan komoditas penunjang di Kecamatan Pasar Bungo. Upaya teknik untuk meminimalisir dampak negatif faktor pembatas erosi, drainase, tekstur, dan curah hujan, yaitu: penambahan bahan organik, menanam tanaman penutup tanah, dan pembuatan jaringan irigasi.Kata kunci: kelapa, kesesuaian lahan, kelapa sawit, karet, komoditas unggulan
Keywords
Citation