DINAMIKA POPULASI Rhizoctonia solani PADA LAHAN PERTANAMAN TUMPANGSARI KAPAS-KACANG HIJAU DENGAN Crotalaria sp.

Abstract
Description
ABSTRAKLahan kapas di Indonesia umumnya tegalan tadah hujan yangkesuburannya rendah-sedang. Penambahan pupuk hijau sebagai cara untukmeningkatkan kesuburan tanah sekaligus menahan air perlu memper-timbangkan kondisi biologis tanah, terutama patogen tanah sepertiRhizoctonia solani yang akan terpacu pertumbuhannya. Jamur ini sulitdikendalikan karena mampu bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupukhijau (Crotalaria sp.) ke dalam tanah terhadap populasi mikroorganismedan R. solani pada pertanaman tumpangsari kapas-kacang hijau. Penelitiandilakukan di dua tipe tanah, yaitu tanah lempung berpasir di Pasirian,Lumajang dan tanah liat di Sumberrejo, Bojonegoro (Jawa Timur).Kacang hijau varietas Perkutut ditanam di antara barisan kapas Kanesia 8.Perlakuan yang diuji adalah dua cara pemberian Crotalaria segar (dicacah10-15 cm), yaitu dibenamkan ke dalam tanah (seminggu sebelum tanambenih kapas) dan disebarkan (dimulsakan) di atas tanah bersamaan denganwaktu tanam kapas dan kacang hijau. Cacahan Crotalaria (20 ton/ha atau216 kg/petak berukuran 12 m x 9 m) diaplikasikan pada lajur di sekitartanaman kapas. Perlakuan disusun secara kelompok dan diulang tiga kali.Sampel tanah diambil pada saat tanaman kapas berumur 30, 60, dan 90hari setelah tanam (hst) untuk dihitung populasi mikroba non patogen,yaitu aktinomisetes, bakteri, dan jamur menggunakan media selektif,sedangkan R. solani dihitung dengan metode bioasay menggunakan tusukgigi steril. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasi mikroorga-nisme di dalam tanah meningkat secara nyata setelah diberi Crotalaria,baik dengan cara dimulsakan maupun dibenamkan, sementara populasimikroorganisme di dalam tanah yang tidak diberi mulsa relatif stabil.Secara umum terjadi peningkatan populasi mikroorganisme tanah(aktinomisetes, bakteri, dan jamur) pada tanah yang diberi Crotalariadengan cara dibenamkan dibandingkan yang dimulsakan, 30 hst. Pada 90hst populasi mikroba menurun, namun total populasi mikroorganismedalam tanah yang diberi Crotalaria masih lebih tinggi daripada tanah yangtidak diberi Crotalaria. Populasi R. solani pada tanah lempung berpasiratau tanah liat yang diberi perlakuan Crotalaria, baik yang dimulsakanmaupun dibenamkan, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.Pada pengamatan 30 hst, populasi R. solani dalam tanah berpasir naik 82-140% dari kontrol, sedangkan di dalam tanah liat naik 47-58%. Sejalandengan proses dekomposisi Crotalaria, persediaan bahan organik yangbelum terdekomposisi menipis ditambah dengan meningkatnya populasimikrorganisme saprofitik lain di dalam tanah, maka pada 90 hst populasiR. solani menurun dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol.Dengan demikian, penambahan pupuk hijau Crotalaria segar pada lahanyang sudah tercemar jamur R. solani berrisiko meningkatkan kematiantanaman kapas sehingga pupuk hijau harus didekomposisikan terlebihdahulu sebelum diaplikasikan.Kata kunci : Gossypium hirsutum, Vigna sinensis, dinamika populasi,mikroba tanah, Rhizoctonia solani, mulsa CrotalariaABSTRACTPopulation Dynamic of Rhizoctonia solani on Cotton-Mungbean Cropping System Enriched with CrotalariaCotton in Indonesia is usually cultivated on rain fed areas with low-medium soil fertility. Amendment of green manure to improve soilproperties should consider soil biological conditions, particularly soilbornepathogens, such as Rhizoctonia solani which could be stimulated. Thisinvestigation aimed to determine the effect of amendment of Crotalariasp. on population of R. solani and non pathogenic soil microorganisms inthe soil cultivated with cotton intercropped with mungbean plants. Theinvestigation was conducted in two soil types i.e. sandy loam in Pasirian,Lumajang and clay soil in Sumberrejo, Bojonegoro (East Java). Mungbean(var. Perkutut) was planted within the cotton row (var. Kanesia 8). FreshCrotalaria plants were cut into 10-15 cm long. The treatments wereincorporation of Crotalaria into the soil a week before planting andmulching the Crotalaria on the soil surface. Crotalaria was applied at arate of 20 t/ha or 216 kg/plot (12 m x 9m). Control treatment was plotwithout Crotalaria amendment. The experiment was arranged using arandomized block design with three replicates. The soil was sampled whenthe cotton plants were 30, 60, and 90 days after sowing (das) to estimatethe population of non pathogenic soil microbes (actinomycetes, bacteria,and fungi) using selective media. It was also to estimate population of R.solani using sterile toothpick bait bioassay. The study showed that popu-lation of soil microbes significantly increased following amendment ofCrotalaria at 30 das, both in the incorporated and mulched treatments.Generally, the population was higher in the incorporated treatment than inthe mulched one. At 90 das the microbial population decreased, however,those in the crotalaria amendments were still higher compared to thecontrol. Population of R. solani increased significantly both in the sandyloam and clay soils amended with Crotalaria. Population of R. solaniincreased 82-140% in the sandy loam soil on 30 das, whilst in the clay soilit increased 47-58%. As the decomposition of Crotalaria occurred, theavailable organic matter diminished as the result the population of R.solani declined. For example, at 90 das the number of R. solani was notsignificantly different compared with the control. This study concludedthat addition of fresh green manure (Crotalaria) soon prior to planting ofcotton in the soil infested with R. solani is highly risk to damping offdisease incidence. Therefore, green manure plant should be decomposedbefore application.Key words : Gossypium hirsutum, Vigna sinensis, population dynamic,soil microbes, Rhizoctonia solani, plant residues
Keywords
Citation
URI