Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat Terhadap Peningkatan Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat

Abstract
Description
EnglishWell allocated government budget is a requirement for increasing rice production as well as avoiding underinvestment or disinvestment. This study aims to analyze impacts of government expenditures on rice production increase. Secondary data consisting of 7-year time series data (2007–2013) and 20 cross section data of West Java Province were used in this study. The results of GLS (generalized least square) with a dummy-variables estimation method showed that in the short run the government expenditures on fertilizer subsidy and improved seed assistance had significant impact on rice production in West Java Province at 5 percent level of significance with marginal elasticities each of 0.0056 and 0.038, while tertiary irrigation rehabilitation had significant impact at 15 percent level of significance with marginal elasticity of 0.0206. Fertilizers and seeds were direct inputs in rice farming that had significant impact on rice production. On the other hand, tertiary irrigation rehabilitation needed time lag in influencing rice production. In the short run, capital assistance and field school had no impact on rice production. IndonesianKetepatan dalam alokasi anggaran belanja pemerintah diperlukan untuk meningkatkan produksi padi dan menghindari adanya alokasi yang tidak memadai (underinvestment) atau alokasi yang tidak tepat (disinvestment). Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh belanja pemerintah terhadap peningkatan produksi padi. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk data panel dengan 7 tahun time series (2007–2013)  dan 20 data cross section di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Metode analisis menggunakan model estimasi data panel statis. Berdasarkan metode estimasi GLS (generalized least square) dengan variabel dummy tahun, dalam jangka pendek subsidi pupuk dan bantuan benih unggul memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi padi di Provinsi Jawa Barat pada taraf nyata 5% dengan elastisitas marjinal sebesar 0,0056 dan 0,038, sedangkan rehabilitasi irigasi tersier berpengaruh nyata pada taraf 15% dengan  elastisitas marjinal 0,0206. Pupuk dan benih merupakan input langsung dalam budi daya usaha padi sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi.  Di sisi lain, rehabilitasi irigasi tersier memerlukan waktu jeda dalam memengaruhi produksi padi. Dalam jangka pendek, bantuan permodalan dan sekolah lapang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi.
Keywords
Citation