Strategi Penguatan Kapasitas Pengolah Sagu Tradisional untuk Peningkatan Produktivitas Usaha di Maluku

Abstract
Description
EnglishIn the past sago processing business had an important role in increasing households’ income of traditional sago processors, use of sago product, and sago added value. They could not perform such function anymore since they deal with some problems that lower their competitiveness, such as limited capacity to enhance quantity and quality of the product. The processors are also difficult to access market and financial support. The research aims to analyze the factors affecting the capacities of sago traditional processors and to create a strategy for strengthening their capacity. Research was conducted in Regencies of Central Moluccas and Western Seram. Samples size was 204 households of sago starch processors. Data collection was undertaken from January 2012 until April 2012 and analyzed using a structural equation model (SEM). The results showed that social economic profile of sago processors (age, business experience, motivation and individual beliefs about the social and cultural values of sago) positively and significantly influence personal capacity. Personal capacity has positive and significant influence on business capacity. Agricultural extension as an institution positively and significantly affects personal and business capacity.  Business capacity also has positive and significant influence on productivity and the productivity has positive and significant influence on income from sago processing. Strengthening capacities of traditional sago processors needs agents of change (extension workers) with appropriate competencies, innovation messages, capital and equipment supports, market guarantee, government’s policies for sago consumption, and preparedness of traditional sago processors to change.IndonesianUsaha pengolahan sagu memiliki peran penting tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga pengolah sagu tradisional, tetapi juga meningkatkan pemanfaatan dan nilai tambah sagu. Pada kenyataannya, pengolah sagu tradisional belum mampu mengisi peran penting tersebut karena menghadapi berbagai kendala dalam mengembangkan usaha, diantaranya sulit meningkatkan kuantitas produk; produk yang dihasilkan bersifat monoton dari segi rasa, bentuk, dan jenis sehingga kurang kompetitif dibandingkan produk pangan lainnya;  sulit mengakses pasar yang lebih luas dan sumber-sumber permodalan. Berbagai kendala tersebut menyebabkan produktivitas usaha juga sulit meningkat yang berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penentu yang memengaruhi kapasitas pengolah sagu tradisional dan merancang strategi untuk meningkatkan kapasitas pengolah sagu tradisional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat dengan jumlah responden 204 rumah tangga pengolah sagu tradisional sejak Januari 2012 hingga April 2012.  Analisis data dilakukan dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil social ekonomi pengolah sagu tradisional (umur, lama berusaha, motivasi, nilai fungsi sosial, dan budaya sagu) berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas diri dan selanjutnya kapasitas diri berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas usaha.Dukungan kelembagaan penyuluhan pertanian juga berpengaruh positif dan nyata terhadap kapasitas diri dan kapasitas usaha pengolah sagu tradisional. Kapasitas usaha berpengaruh positif dan nyata terhadap produktivitas usaha dan selanjutnya produktivitas usaha juga berpengaruh positif dan nyata terhadap pendapatan usaha. Strategi penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional memerlukan penyuluh dengan kompetensi yang sesuai, pesan inovasi sesuai kebutuhan dan kemampuan pengolah sagu tradisional, dukungan modal dan peralatan/teknologi, jaminan pasar, kebijakan pemerintah terkait konsumsi sagu, dan kesiapan pengolah sagu tradisional untuk berubah.
Keywords
Citation