Penanganan Pasca Panen Menunjang Pengembangan Usahatani Lahan Kering di DAS Citanduy

Abstract
Description
EnglishSince 1978/1979 Model Farm have been performed in Citanduy River Basin (DAS Citanduy) in order to introduce farming technology which is not only to increase farmer's income but also to take care of soil conservation aspect. The objective of this paper is to study whether or not there is a marketing approach that can be proposed to support these innovation. By chosing cloves and peanuts as commodity cases, the results of analysis indicated that approach in the improvement of the post harvest handling has been proven to be very prospective in supporting the expansion of the farming technology being introduced. Therefore, the innovation should not only be related to the improvement in the farming technology, but also cover the improvement of post harvest handling as well. In order to stimulate farmers to adopt post harvest treatment, three aspects need to be considered: (1) farmers must be directed to adopt post harvest handling through collective activities; (2) channelling of farm credit of paddy for the farmers must be expanded because capital constraint in this activities has negative impact indirectly to the post harvest handling of this secondary crops; and (3) supervision with respect to the post harvest handling should be done both to the extension services and to the farmers.IndonesianSejak 1978/1979 di DAS Citanduy telah dibentuk Usahatani Model dalam rangka mengintroduksikan teknologi usahatani yang tidak saja berupaya menaikkan pendapatan petani tetapi juga mementingkan aspek konservasi lahan. Tulisan ini mencoba mempelajari adakah pendekatan pemasaran yang dapat dilakukan guna menunjang inovasi tersebut. Dengan memilih komoditi cengkeh dan kacang tanah sebagai kasus, hasil analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa perbaikan penanganan pasca panen merupakan pendekatan yang prospektif guna menunjang keberhasilan perluasan teknologi usahatani yang diintroduksikan. Karena itu inovasi yang dilakukan sebaiknya tidak hanya menyangkut perbaikan teknologi usahatani tetapi juga mencakup perbaikan penanganan pasca panen. Dalam rangka merangsang petani melakukan pasca panen tiga hal yang perlu diperhatikan adalah: (1) petani perlu diarahkan untuk melakukan pasca panen secara kolektif, (2) penyaluran kredit usahatani padi perlu diperluas karena secara tidak langsung keterbatasan modal dalam usahatani ini memberikan pengaruh negatif terhadap penanganan pasca panen pada tanaman sekunder, dan (3) pembinaan mengenai penanganan pasca panen baik pada petugas penyuluhan maupun petani perlu mendapat perhatian yang lebih serius.
Keywords
Citation