1. Disseminasi Inovasi IPAT-BO Sebagai Teknologi Hemat Air Dan Input Berbasis Bioamelioran Untuk Pemulihan Kesuburan Lahan Dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan Dan Produktivitas Padi Dalam Mewujudkan Indonesia Sebagai Lumbung Pangan

Abstract
Upaya mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan merupakan perjalanan panjang yang berliku dan terjal. Pemenuhan kebutuhan beras pada tahun 2016 masih sangat mengkhawatirkan dan bergantung impor sekitar 1,2 juta ton. Fokus masalahnya, adalah kenaikan kebutuhan pangan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, konversi lahan ke non pertanian dan degradasi kesuburan lahan. Diperkirakan sekitar 70 % dari lahan sawah sudah terdegradasi sedang hingga berat (C-org <1,5-2%) dan dikategorikan sebagai lahan sakit dan kelelahan. Intensifikasi padi aerob terkendali berbasis organik (IPAT-BO) dikembangkan sejak tahun 2006/2007 dengan fokus utama; (1) memulihkan kesehatan lahan sawah berbasis input lokal dan bioamelioran, (2) meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk, (3) meningkatkan produktivitas kualitas gabah. Capaian lapangan, “Demo plot” dan Disseminiasi dan Pendayagunaan IPTEK (2008–2017) pada berbagai lokasi di Indonesia, menunjukkan bahwa: (a) Teknologi hemat air IPAT-BO mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air sekitar 35%, (b) Teknik Tanam Kembar IPAT-BO mampu meningkatkan hasil sekitar 20-30% dan 10-25 % dibandingkan dengan sistem tegel dan sistem legowo, (c) Aplikasi 2-5 ton kompos jerami, 0,5-1 ton biochar dan pupuk hayati mengurangi penggunaan pupuk anorganik 25-50% dan meningkatkan kandungan C-organik, Si dan K dengan signifikan, dan (d). Adopsi IPAT-BO mampu menghasilkan 8–11 ton padi/ha. Hilirisasi IPATBO tanam
Description
13 hlm.; 2 tabel
Keywords
LUMBUNG PANGAN, KESEHATAN LAHAN, IPAT-BO, BIOAMELIORAN, HEMAT INPUT
Citation