Fusi Protoplas Intraspesies antar Bradyrhizobium japonicum

No Thumbnail Available
Date
2003-12
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Abstract
Perbaikan mutu genetik inokulum rhizobia dapat dilakukan menggunakan teknik fusi protoplas. Penelitian fusi protoplas intraspesies dilakukan antara Bradyrhi-zobium japonicum L17kloram dengan B. japonicum Pd10ABkan dengan tujuan mendapatkan bakteri hasil fusi yang memiliki karakter berbeda dengan parental-nya. Pemanenan sel untuk persiapan protoplas dilakukan pada pertengahan fase eksponensial. Teknik isolasi dan fusi protoplas dilakukan berdasarkan metode Eisa et al. tahun 1995, menggunakan lisozim 5 mg/ml sebagai pelisis dinding sel dan polyethylene glycol (PEG) 4.000 50% (b/v) sebagai agen fuso-genik. Regenerasi protoplas hasil fusi menggunakan medium nonselektif; se-dangkan seleksi bakteri hasil fusi menggunakan medium selektif yang mengan-dung antibiotik kanamisin (200 g/ml) dan kloramfenikol (100 g/ml). Karak-terisasi bakteri hasil fusi meliputi pewarnaan Gram, pertumbuhan di medium YEMA yang mengandung bromthymol blue, kemampuan menyerap warna congo red, pertumbuhan pada medium YEMA yang mengandung NaCl 2%, medium YEMA dengan pH 4,5 dan 9, serta karakterisasi menggunakan pola Resistensi Intrinsik Antibiotik (RIA). Pemanenan sel untuk persiapan protoplas dilakukan pada jam ke-72. Persentase pembentukan protoplas B. japonicum L17kloram sebesar 72,84%; sedangkan untuk B. japonicum Pd10ABkan sebesar 70,11%. Frekuensi regenerasi B. japonicum L17kloram sebesar 5,35 x 10-3; se-dangkan frekuensi regenerasi protoplas B. japonicum Pd10ABkan sebesar 7,93 x 10-4. Frekuensi fusi protoplas sebesar 1,17 x 10-4. Karakterisasi bakteri hasil fusi menunjukkan bahwa INTRA-1-INTRA-30 merupakan bakteri Gram negatif dan berbentuk batang, tidak dapat hidup pada konsentrasi NaCl 2%, bereaksi basa pada medium yang mengandung bromthymol blue dan tidak dapat menyerap warna congo red. Bakteri hasil fusi INTRA-1-INTRA-14 dapat tumbuh pada medium YEMA dengan pH 4,5 dan 9, INTRA-15, INTRA-16 dan INTRA-19 dapat tumbuh pada pH 4,5 dan tidak tumbuh subur pada pH 9; sedangkan INTRA-17, INTRA-18, INTRA-20-INTRA-30 dapat tumbuh pada pH 4,5 dan tidak dapat tumbuh pada pH 9. Karakterisasi menggunakan pola Resistensi Intrinsik Antibiotik (RIA) menunjukkan bahwa bakteri hasil fusi terbagi dalam enam kelompok yang berbeda dengan parentalnya. Berdasarkan pengujian kemampuan penambatan N2, diperoleh hasil bahwa bakteri hasil fusi INTRA memberikan respon nyata terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar dan bintil akar, dan kadar N total tanaman kedelai. Diperoleh INTRA-8 yang memiliki keefektifan simbiotik sebesar 70% terhadap kontrol IoN, dan hal ini tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan parental, kontrol IoNo, dan kontrol IoN.
Description
Keywords
Fusi protoplas, intraspesies, B. japonicum, kemampuan penam-batan N2
Citation