Tingkat Serangan Hama dan Penyakit pada Varietas Unggul Baru Padi Sawah di Kabupaten Konawe

No Thumbnail Available
Date
2019-12
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Abstract
Hama dan penyakit tanaman bersifat dinamis dan perkembangannya di pengaruhi oleh lingkungan biotik dan abiotik. Pada dasarnya semua organisme dalam keadaan seimbang (terkendali) jika tidak terganggu keseimbangan ekologinya. Di lokasi tertentu, hama dan penyakit tertentu sudah ada sebelumnya atau datang (migrasi) dari tempat lain karena tertarik pada tanaman padi yang baru tumbuh. Perubahan iklim stadia tanaman, budidaya, pola tanam, keberadaan musuh alami, dan cara pengendalian mempengaruhi dinamika perkembangan hama dan penyakit. Kegiatan di laksanakan di Kel. Lalosabila Kec. Wawotobi Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara mulai bulan Januari Juni 2016. Tujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama dan penyakit padi sawah di Sulawesi Tenggara. Pengamatan hama dan penyakit dengan intensitas serangannya, pertumbuhan tanaman, dan produksi dilakukan dengan cara menentukan 10 rumpun contoh secara diagonal pada tiap-tiap varietas di pertanaman. Hasil pengamatan tercatat bahwa di lokasi pengkajian terdapat tujuh jenis hama dan penyakit yang menyerang padi sawah mulai dari fase vegetatif sampai fase generatif. Jenis-jenis hama tersebut adalah Rattus argentiventer (tikus), Scirpophaga innotata (penggerek batang padi), Cnaphalocrocis medinalis (hama putih palsu), Leptocorisa oratorius (walang sangit) sedangkan untuk jenis penyakit adalah Blast (Blas), Bacterail leaf blight (hawar daun bakteri), Brown spot (bercak coklat). Dari ketujuh jenis hama dan penyakit yang teramati hama tikus, penggerek batang dan Penyakit blas merupakan jenis hama dan penyakit yang menyerang semua jenis varietas unggul baru yang di uji. Produksi gabah kering panen (GKP) tertinggi dihasilkan oleh varietas Inpari 6 (7,6 t/ha), Inpari 24 (7,1 t/ha), Inpari 15 (6,9 t/ha), Inpari 31 (6,9 t/ha), Inpari 16 (6,6 t/ha), Ciherang (6,6 t/ha), Mekongga (5,9 t/ha), dan terendah Inpari 30 (4,5 t/ha).
Description
14 hlm.; 3 tabel; lampiran
Keywords
OPT, INTENSITAS SERANGAN, PADI SAWAH
Citation