Ketahanan Sosial Ekonomi Nelayan pada Usaha Perikanan Tuna Rakyat di Maluku

Loading...
Thumbnail Image
Date
5-11-22
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Abstract
Ketahanan social dan ekonomi dalam era globalisasi diperlukan selain peningkatan efisiensi usaha perikanan dengan memasukan teknologi maju dan peningkatan deverisfikasi usaha serta pengembangan agribisnis komoditas unggulan secara kompetatif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perilaku dan tingkat keuntungan ekonomi yang diperoleh nelayan tuna yang selanjutnya direkomendasikan dalam dokumen paket teknologi sebagai informasi yang strategis dalam pengelolaan selanjutnya. Data dan informasi diperoleh dari pengkajian yang dilakukan di Kecamatan Banda, Leihitu (Ureng dan Asilulu) Kecamatan Amahai (Aira, Haruo dan Tanjung) Kabupaten Maluku Tengah dan Woprea dan Wamlana Kabupaten Buru dalam bentuk observasi langsung ke lokasi dari bulan Juni s/d Oktober 2004. Data primer dihimpun dari lapangan hasil wawancara berstruktur, diskusi dan dengar pendapat serta data harian nelayan (lock book) dan data sekunder dari instansi lainnya. Pada perikanan tuna rakyat alat tangkap yang digunakan adalah pancing tonda dan umpan sebagai factor pembatas, sementara besaran armada penangkapan (GT) terdiri atas 1 GT, 2GT, 2,5 GT dan 3 GT dengan system motorisasi. Produksi tangkapan tuna yang dihasilkan dengan armada 3 GT adalah 10,25 % lebih tinggi dari ukuran lainnya dengan rata-rata per bulan 4,615 kg. terlihat kesadaran pentingnya pendidikan nelayan cukup tinggi (rata-rata 12 tahun mengikuti pendidikan), sementara kelompok usia nelayan 81,42 % adalah usia produktif (20-50 tahun) dan berdasarkan jumlah anggota keluarga nelayan lebih dominan pada keluarga sedang (4-5 orang). Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa sebanyak 75,45 % nelayan lebih mandiri dalam mengatasi keterbatasan biaya operasional dan memiliki sifat usaha sendiri (81,32%) dengan investasi terbesar pada pengadaan mesin temple (33,60%) dari totalnya. Harga ikan tuna hasil tangkapan nelayan sangat ditentukan dari daya awet hasil kisaran harga per kg ikan berkisar antara Rp. 3000 – Rp. 7.500. penggunaan armada 3 GT memberikan pendapatan 12,18 % lebih tinggi dari ukuran armada lainnya. Pendapatan bersih nelayan adalah Rp. 25.491.850 (ketinting) Rp. 32.861.614 (2 GT). Rp. 40.023.430 (2,5 GT) dan Rp. 44.969,86 93 GT). Ratio penerimaan dan biaya-biaya menunjukkan nilai yang fleksibel dan layak untuk dikembangkan pada semua jenis armada (RC-ratio >1) dengan waktu pengembalian modal usaha berkisar antara 0,53 tahun – 0,91 tahun, sementara keuntungan yang didapat dari modal yang diinverstasikan (ROI) arat-rata antara Rp. 69 – Rp. 142 dengan nilai tertinggi pada ukuran armada 2,5 GT
Description
Keywords
Perikanan, Tuna, Pesisir
Citation