Potensi lidah buaya sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi di Kalimantan Barat

No Thumbnail Available
Date
2014
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BBP2TP
Abstract
Lidah buaya merupakan salah satu komoditas unggulan di Kalimantan Barat, dan tumbuh subur di lahan gamb&Jt. Lidah buaya sudah banyak dimanfaatkan secara luas baik di bidang farmasi, kosmetika maupun industri makanan olahan. Lidah buaya memiliki potensi sebagai pestisida nabati karena telah diketahui mengandung senyawa ant-bakteri. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak lidah buaya lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri Xanthomonas oryzae dibanding bahan aktif streptomycin sulfat, dan aplikasi 80% ekstrak lidah buaya pada tanaman padi di rumah kaca, menghasikan intensitas serangan penyakit lebh rendah dibanding ekstrak daun sereh dan streptomycin sulfat (Reza Hilvian, 2007). Pemberian ekstrak lidah buaya konsentrasi 500 µg/ml juqa diketahul efektif menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescens, pada 18 jam setelah aplikasi (Andri Nofreeana, 2011). Terdapat metode sederhana yang mudah diterapkan untuk membuat pestisida nabati lidah buaya. Namun, karena pestisida nabati memiliki sifat mudah terdegradasi maka aplikasinya harus dilakukan secara spesifik untuk mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin saat diaplikasikan di lapangan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran peluang pemanfaatan lidah buaya sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit Hawar daun bakteri yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pada tanaman padi di lapangan.
Description
Tanaman lidah buaya dapat tumbuh sangat subur dan berukuran besar jika ditanam pada lahan gambut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat tahun 2012, luas lahan gambut di Kota Pontianak adalah 1.058 Ha. Dari jumlah tersebut, luas tanam lidah buaya pada tahun 2013 hanya seluas 76 Ha (BPS Kalbar, 2012, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak, 2013). Pada lahan gambut Kalimantan Barat, tanaman lidah buaya dapat dipanen setelah umur 8-12 bulan. Faktor lain yang mendukung pengembangan potensi lidah buaya adalah iklim khatulistiwa yang sangat mendukung pertumbuhan dan hasil lidah buaya (Andri Nofreeana, 2011). Sehingga, walaupun pemanfaatan lidah buaya telah dilakukan secara luas, dikarenakan ketersediaanya yang melimpah, potensi luas lahan gambut yang ada serta kondisi iklim yang mendukung, maka lid@ buaya menyimpan potensi lain yang memerlukan kajian lebih lanjut. Salah satunya adalah dimanfaatkan sebagai agens pengendali hayati atau pestisida nabati. Tanaman lidah buaya memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit Hawar daun bakteri pada padi, karena telah diketahui memiliki senyawa anti-bakteri (Aloe vera center, 2013). Pemanfaatan pestisida nabati akan berdampak luas terhadap kelangsungan ekspor komoditas pertanian Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan masyarakat internasional yang menghendaki produk pertanian bebas residu pestisida serta dikelola berdasarkan prinsip pelestarian lingkungan.
Keywords
lidah buaya, pestisida, nabati, Hawar daun bakteri, padi.
Citation