MASALAH DAN ALTERNATIF PENGENDALIAN PENYAKIT JERUK KEPROK SOE DI NUSA TENGGARA TIMUR

Abstract
Description
Keprok Soe citrus is one of the potential agricultural commodities of East Nusa Tenggara Province.Production and yield of Keprok Soe currently are still relatively low due to disease attack. This study was carried outin 2000 in North Central Timor and South Central Timor Districts aimed at assessing types of diseases and diseasescontrol practiced by farmers. Locations of study consisted of three villages randomly selected. Data were collectedusing RRA approach, questionnaires, and direct field observation. The results showed that: (1) Phytophthora sp.,Diplodia sp, and sporosis virus were the most important diseases of the Keprok Soe citrus plantation and thosediseases affected 13.3 percent of the citrus trees; (2) farmers’ incomes gained from Keprok Soe citrus farms variedfrom Rp 613,000 to Rp 875,000 per year with average ownership of 98 trees per household and productive trees of33.8 percent; (3) spread of citrus diseases was probably due to low inputs application and inappropriate farmers’practice, namely without application of fertilizer and pesticide, and no irrigation. Some important measures to take tocontrol the diseases are: (1) improving citrus farming technology using simple introduced farming technology,applying low production inputs, and utilizing existing local inputs; (2) conducting extension through dissemination ofleaflets, brochures, and posters; (3) enhancing citrus plantation in non-endemic areas with agro ecosystems similar tothe citrus producing areas; and (4) using Cleropatra, Taiwanica, and Citromello clones as the rootstocks tolerant toPhytophthora sp and Diplodia sp diseases.Key words: Keprok Soe citrus, disease, control alternative, East Nusa Tenggara Jeruk keprok Soe merupakan komoditas unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Produksi danproduktivitas jeruk keprok Soe saat ini masih rendah yang disebabkan serangan penyakit. Penelitian dilaksanakanpada tahun 2000 di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan yang bertujuan untuk mengetahuijenis-jenis penyakit dan teknologi pengendalian penyakit oleh petani. Lokasi penelitian terdiri dari tiga desa yangpemilihannya dilakukan secara acak. Pengumpulan data dilakukan melalui RRA, kuisioner dan pengamatan langsungdi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Phytophthora sp, Diplodia sp dan virus sporosis merupakanpenyakit terpenting pada tanaman jeruk keprok Soe dan kematian tanaman akibat penyakit mencapai 13,3 persen, (2)pendapatan petani dari usahatani jeruk keprok Soe berkisar antara Rp. 613.000 sampai 875.000 per tahun, sementarakepemilikan pohon jeruk 98 pohon per KK dan jumlah pohon produktif hanya 33,8 persen, (3) perkembanganpenyakit jeruk kemungkinan dipicu oleh penggunaan input teknologi yang rendah dan teknologi budidaya jeruk yangdilakukan petani sangat sederhana, yakni ditandai dengan tanpa pemupukan, tanpa pestisida dan tanpa pengairan.Beberapa upaya penting dalam pengendalian penyakit jeruk adalah: (1) melakukan perbaikan teknologi budidayajeruk dengan introduksi teknologi budidaya yang sederhana, menggunakan input produksi yang rendah danmenggunakan bahan-bahan lokal yang mudah didapat, (2) melakukan penyuluhan yang didukung bahan-bahanpenyuluhan seperti liflet, brosur atau poster, (3) melakukan pengembangan jeruk pada daerah nonendemik denganagroekosistemnya mirip dengan daerah sentra produksi jeruk, serta (4) menggunakan batang bawah yang toleranterhadap penyakit Phytophthora sp dan Diplodia sp seperti Cleopatra, Taiwanica dan Citromello 4475..Kata kunci: jeruk Keprok Soe, penyakit, alternatif pengendalian, Nusa Tenggara Timur
Keywords
Citation