FARMERS’ SATISFACTION TOWARD ARRANGEMENT AND PERFORMANCE OF SUGARCANE CONTRACT FARMING IN WONOLANGAN SUGAR MILL, PROBOLINGGO, EAST JAVA

Abstract
Description
The sugarcane supply chain needs to be efficient and highly coordinated to ensure quality and quantity. Contract farming is an instrument used to achieve efficiency and high coordination of the sugarcane supply chain. The efficiency of contract farming depends on how the contract's arrangement satisfies the requirements and characteristics of each party involved. This study aimed to analyze the arrangement and farmer's satisfaction toward the implementation of contract farming. This study was conducted at PG Wonolangan in Probolinggo, East Java, on March, April, and September 2018. The samples used in this study consisted of 100 sugarcane contract farmers in PG Wonolangan and seven employees of PG Wonolangan. Descriptive and rank Spearman correlation analyses were employed to analyze the arrangement and farmer's satisfaction toward contract farming. The results of this study showed that there was a change in the contractual arrangement between PG and farmers. Currently, the role of PG changed from acting as farm credit and inputs supplier into a market guarantor for farmers; the changes reduced the risk and capital requirements of PG. In general, farmers were satisfied with the implementation of contract farming. The farmers' satisfaction increased as farm extension, scheduled planting and harvesting times, and the quickest harvest and transport management. However, they have concerns regarding farm inputs provision and profit-sharing mechanism.Keywords: Sugarcane agribusiness, correlation analysis, supply chainAbstrakKEPUASAN PETANI TERHADAP POLA DAN KINERJA KEMITRAAN USAHATANI TEBU DI PABRIK GULA WONOLANGAN, PROBOLINGGO, JAWA TIMURRantai pasok agribisnis tebu perlu efisiensi dan keeratan koordinasi yang tinggi untuk menjaga kualitas dan kuantitas gula yang dihasilkan. Kemitraan adalah salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan koordinasi rantai pasok agribisnis tebu. Efisiensi kemitraan tergantung pada bagaimana pola kemitraan tersebut bisa memuaskan kebutuhan dan karakteristik pihak yang bermitra. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kemitraan usahatani tebu dan kepuasan petani terhadap kinerja kemitraan. Penelitian dilakukan pada Pabrik Gula (PG) Wonolongan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada bulan Maret, April, dan September 2018. Responden terdiri dari 100 petani mitra PG Wonolangan dan 7 pegawai PG Wonolangan. Analisis deskriptif dan korelasi rank spearman digunakan untuk menjelaskan pola kemitraan dan kepuasan petani terhadap kemitraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola kemitraan antara PG dengan petani. PG berubah peran dari yang sebelumnya sebagai pemberi kredit dan input usahatani menjadi penjamin pasar, perubahan ini menurunkan risiko usaha PG serta modal awal yang harus dikeluarkan PG. Secara umum, petani mitra merasa puas dengan kemitraan yang dijalankan PG Wonolangan. Faktor yang memperkuat kepuasan petani adalah adanya bimbingan teknis dari PG, teraturnya jadwal tanam dan panen, serta cepatnya proses tebang dan angkut. Akan tetapi fasilitas saprodi, sistem bagi hasil dan penentuan rendemen dengan sistem hamparan merupakan faktor yang menjadi perhatian petani.Kata kunci : Agribisnis tebu, analisis korelasi, rantai pasok.
Keywords
Sugarcane agribusiness; correlation analysis; supply chain; Agribisnis tebu; analisis korelasi; rantai pasok
Citation
URI