Browsing by Author "Supriyadi, Arif"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemInvestigasi Kasus Kematian Kerbau yang Terjebak dalam Kolam Perangkap Ikan di Kabuaten Barito Selatan Kalimantan Tengah Pada Bulan September‒Oktober 2019(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Supriyadi, Arif; Hevijanto; Suhardiyanto; Zaini; Direktorat Kesehatan HewanTelah terjadi 13 kematian ekor kerbau yang terjebak dalam kolam perangkap ikan di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah pada bulan September‒Oktober 2019. Investigasi kasus dilakukan ke lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab dan saran pengendalian dilakukan melalui observasi kondisi peternakan dan lingkungan, wawancara dengan peternak dan petugas lapangan serta pengambilan sampel darah dan feses. Hasil pengujian pada 2 kerbau yang yang selamat positif Surra, fasciola sp, anemia dan infeksi. Hasil investigasi diketahui bahwa kerbau terjebak dalam kolam perangkap ikan selama 6 hari yang menyebabkan kematian. Kerbau masuk dalam kolam perangkap ikan karena mencari tempat berkubang untuk mendinginkan badan. Kematian kemungkinan disebabkan karena kerbau tidak makan dan minum terendam dalam lumpur yang panas, kelemahan dan kepala terbenam ke dalam lumpur tidak dapat bernafas. Untuk mencegah terulangnya kejadian kolam perangkap ikan dibuat tidak curam/aman dan dilakukan pemagaran. Perlunya perbaikan manajemen pemeliharaan kerbau dan pengobatan surra maupun fasciola yang merupakan penyakit hewan menular pada kerbau.
- ItemInvestigasi Outbreak Koksidiosis Dan Pneumonia Kompleks Pada Kambing Peranakan Etawa Di Bala Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Pleihari(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Supriyadi, Arif; Wahyuningrum, Hapy; Yanugrah, Widhi; Suhardiyanto; Direktorat Kesehatan HewanTelah terjadi kematian 113 ekor kambing sejak bulan Januari – April 2019 sampai dengan di BPTU-HPT Pleihari Kalimantan Selatan. Investigasi dilakuan untuk mengetahui penyebab, angka mortalitas, morbiditas, case fatality rate, faktor resiko dan memberikan saran pengendalian penyakit. Metode investigasi dengan observasi kondisi peternakan dan lingkungan, wawancara dengan petugas, pengambilan sampel dan nekropsi hewan sakit atau mati. Hasil pengujian laboratorium positif ditemukan koksidia (eimeria), positif bakteri Gram negatif peningkatan sel darah putih dan penurunan Haemoglobin (Hb). Hasil pengujian pakan konsetrat positif aflatoksin. Morbiditas kasus 250/1062 (23,54%), mortalitas 113/1062 (10,64%), case fatality rate 113/250 (66,67%). Hasil investigasi diperoleh bahwa penyebab penyakit adalah adanya infeksi koksidia yang menyebabkan pneumonia kompleks. Faktor resiko yang diduga adalah penyapihan dini anak kambing, pakan yang mengandung aflatoksin, kepadatan kandang yang tinggi dan biosekurity yang kurang. Untuk mengatasi kasus koksidiosis dan pneumonia komplek perlu dilakukan perbaikan manajemen pemeliharaan, penataan kandang perawatan, peningkatan biosekurity, desinfeksi kandang dan disposal dan pemberian koksidiostat untuk hewan rentan.
- ItemVerifikasi Pengujian Elisa Antibodi Jembrana Disease (JD)(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Supriyadi, Arif; Karyanti, DianTelah dilakukan verifi kasi pengujian ELISA antibodi Jembrana Disease (JD) di Balai Veteriner Banjarbaru pada bulan Januari tahun 2019. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui stabilitas bahan dan presisi pengujian ELISA antibodi JD dengan menggunakan antigen, serum kontrol positif dan negatif produksi BBVet Denpasar. Manfaat penelitian adalah untuk memberikan informasi bagi perbaikan kualitas dan distribusi bahan pengujian ELISA antibodi JD produksi BBVet Denpasar. Materi pengujian adalah serum kontrol positif, negatif dan 885 serum sapi Bali yang berasal dari beberapa Kabupaten di Kalimantan dari sapi Bali yang divaksinasi dan tidak divaksinasi JD. Pengujian dilakukan 10 kali pengulangan dalam 5 waktu yang berbeda. Metode pengujian sesuai dengan metode standar pengujian ELISA antibodi JD dari BBVet Denpasar. Analisa data dilakukan dengan statistik deskriptif untuk mengetahui stabilitas bahan pengujian dan presisi pengujiannya. Stabilitas bahan pengujian ELISA JD dilakukan dengan menghitung standar deviasi baku kontrol positif pada pengenceran 100 kali yaitu 0,255 dan kontrol negatif pada pengenceran 100 kali yaitu 0,139. Penghitungan presisi pengujian dilakukan dengan menghitung koevisien variasi kontrol positif pada pengenceran 100 kali yaitu 18,35%% dan kontrol negatif pada pengenceran 100 kali yaitu 23,89%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahan pengujian masih stabil karena nilai standar deviasi baku masih kurang dari 0,3 sedangkan presisi pengujian masih rendah karena nilai koevisien variasi lebih dari 10%. Untuk mempertahankan stabilitas bahan pengujian ELISA JD, maka pengiriman perlu dilakukan dengan ekspedisi tercepat dan dipacking secara aman dilengkapi dengan ice pack yang cukup sehingga bahan tidak rusak. Pengujian kontrol positif dan negatif perlu dilakukan duplo untuk lebih mengetahui keseragaman nilai hasil uji. Untuk mendapatkan presisi yang tinggi penambahan stopper perlu dilakukan pada waktu yang sama.