Browsing by Author "Ririhena, Rhony E"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemModel Sistem Pertanian Berkelanjutan di Wilayah Pulau-Pulau Kecil(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Ririhena, Rhony E; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKetersediaan lahan usaha pertanian yang memadai untuk dapat mengakses ketersediaan pangan sehingga dapat menjamin keberlangsungan hidup maupun keutuhan pulau merupakan prinsip yang tidak dapat diganggu gugat bagi masyarakat penghuni wilayah kepulauan (terutama pulau-pulau kecil). Akan sangat bijaksana, jika pengambil keputusan di wilayah kepulauan seperti di Provinsi Maluku ingat dan mampu untuk merancang satu sistem pertanian yang sesuai dengan karakteristik wilayah pulau-pulau kecil. Berdasarkan karakteristik dan sosio-kultur wilayah kepulauan maka sepatutnya sistem pertanian yang dikembangkan adalah sistem pertanian yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture in Small Islands (“SASI”). Penerapan “SASI” secara optimal di pulau-pulau kecil di provinsi Maluku merupakan satu tindakan adaptasi terhadap ancaman perubahan iklim global. Beberapa model “SASI” yang dapat dikembangkan antara lain: Agroforestry-Dusun, Pertanian Organik, Agrosilvopastur dan LEISA.
- ItemPengembangan Agribisnis di Wilayah Pulau-Pulau kecil Provinsi Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Ririhena, Rhony E; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuProvinsi Maluku merupakan daerah kepulauan memiliki sekitar 632 buah pulau dan memiliki sumberdaya alam (SDA) yang melimpah ruah di laut maupun di daratan (terrestrial). Luas wilayah Maluku 712.479,69 Km2 dengan luas lautan 658.294,69 Km2 dan daratan 54.185 Km2. Dengan luas daratan yang sangat kecil dan berada pada pulau-pulau yang kecil (luas pulau 10.000 Km2 atau kurang) juga memiliki daerah tangkapan (catchment area) air yang kecil dapat dipastikan bahwa provinsi ini akan menghadapi berbagai masalah dalam pengembangan sector pertanian. Permasalahan yang muncul antara lain, produktivitas pertanian yang masih rendah, tidak ada/kurang berkembang industry pengaolahan hasil pertanian, sulit/lemah system pemasaran hasil pertanian serta minimnya akses lembaga keuangan di pedesaan. Dengan mengacu pada penetapan Gugus Pulau dan Kawasan Sentra Produksi (KSP) maka kedepan pengembangan sector pertanian akan memerlukan konsep agribisnis. Pengembangan teknologi tepat guna pada setiap KSP diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dilengkapi dengan industry pengolahan dan penanganan pemasaran secara terpadu