Browsing by Author "Rachmawati, Maria Avina"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemLogaritma Angka Lempeng Total dan Faktor Penyebab Kontaminasi Daging Ayam di Tempat Pemotongan Ayam, Transportasi, dan Tempat Penjualan di Pasar Beringharjo Yogyakarta(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Rachmawati, Maria AvinaJaminan keamanan pangan pada daging ayam sangat dibutuhkan untuk memperoleh kualitas daging ayam yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Terjadinya kontaminasi mikroba pada daging ayam menunjukkan bahwa masih ada perlakuan luar yang memberikan pengaruh dalam meningkatkan jumlah angka lempeng total (ALT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah rata-rata ALT dan faktorfaktor risiko yang dapat menyebabkan kontaminasi daging ayam di Tempat Pemotongan Ayam (TPA), transportasi, dan tempat penjualan di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan 3 strata dengan mengambil 192 sampel daging ayam pada karkas yang sama dari 14 TPA yaitu 64 sampel dari TPA tradisional, 64 sampel perjalanan, dan 64 sampel tempat penjualan di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Pemeriksaan cemaran mikroba dilakukan dengan pengujian ALT metode tuang. Angka lempeng total daging ayam dinyatakan positif apabila hasil ALT > 1x106 CFU/g. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan analitik menggunakan analisa varian pola Randomized Complete Block Design (RCBD) dan regresi linier. Rata-rata logaritma (log) ALT di TPA tradisional 5,6; di transportasi 6 dan 6,4 di tempat penjualan di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi meningkatnya ALT di TPA tradisional adalah TPA asal 13, TPA asal 10, TPA asal 8, TPA asal 1, TPA asal 4, dan kebersihan tempat pemotongan. Faktor yang meningkatkan ALT di transportasi adalah log ALT TPA tradisional dan yang menurunkan adalah pengemasan karkas. Faktor yang meningkatkan ALT tempat penjualan di Pasar Beringharjo Yogyakarta adalah log ALT transportasi dan log ALT swab timbangan, dan yang menurunkan adalah log ALT swab telenan.
- ItemTemuan Senyawa Toksik dalam Pestisida Pertanian : Studi Kasus Keracunan Ternak di Kabupaten Lamongan Tahun 2019(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Zunarto, Sugeng; Muladi, Arrum Perwitasari; Widayati, Tri; Wibawa, Hendra; Rachmawati, Maria Avina; Prayitno, Gugus Eka; Direktorat Kesehatan HewanTelah dilakukan investigasi kasus oleh Tim Investigasi Kasus Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) dan dilakukan pengambilan sampel-sampel berupa tanah, darah, isi rumen, pakan, urin, dan pestisida pertanian. Dugaan kasus keracunan muncul setelah hasil uji bakteriologi menunjukkan negatif Bacillus anthracis dan hasil uji parasitologi menunjukkan negatif berbagai parasit darah. Selanjutnya pengujian diarahkan pada uji yang mendukung dugaan diagnosa keracunan pakan (hijauan) ternak yang terkontaminasi pestisida. Studi ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa kimia berbahaya yang bersifat racun/toksik bagi ternak sehingga menyebabkan kematian. Sampel selanjutnya diuji di Laboratorium Kesmavet BBVet Wates. Sampel diekstraksi menggunakan metode Quick, Easy, Cheap, Effective, Rugged, Safe (QuEChERS), kemudian dilanjutkan pembacaan fraksi senyawa menggunakan alat Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GCMS-QP2010). Dari hasil pengujian sampel menunjukkan bahwa ditemukan senyawa protiofos, delta BHC, dan aldrin pada sampel tanah, endosulfan dan karbamat pada sampel isi rumen, serta senyawa terbufos pada darah sapi yang menunjukkan gejala klinis keracunan. Berdasarkan temuan ini dilanjutkan dengan pengujian terhadap 5 (lima) merk pestisida pertanian yang sering digunakan petani di sekitar kasus keracunan ternak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pestisida pertanian terdeteksi senyawa endrin, aldrin, terbufos, endosulfan, dan arsenous acid (arsenic compound). Senyawa-senyawa ini termasuk dalam klasifikasi bahan aktif berbahaya bagi kesehatan manusia/ternak dan telah dilarang peredarannya oleh Kementerian Pertanian melalui Permentan Nomor 39 tahun 2015. Hasil uji laboratorium ini mengkonfirmasi bahwa kematian ternak yang terjadi di Kabupaten Lamongan pada Bulan Januari 2019 adalah akibat keracunan senyawa berbahaya yang bersifat toksik yang terdapat dalam pestisida pertanian yang digunakan oleh petani-peternak. Untuk mencegah kasus ini terulang di masa mendatang perlu kerjasama dan koordinasi instansi yang membidangi pertanian dan peternakan/ kesehatan hewan dengan meningkatkan pengawasan dan peredaran pestisida serta melakukan komunikasi dan edukasi bagi petani-peternak terhadap penggunaan pestisida sesuai dengan dosis dan aturan yang tepat.