Browsing by Author "Ferry, Yulius"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya dan Pasca Panen Kemiri (Aleurites Moluccana Willd.) sebagai Bahan Bakar Bioenergi(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2019) Ferry, Yulius; Towaha, Juniaty; Rusli, Rusli; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd ) tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Terbukti dengan beragamnya nama daerah dari kemiri. Tanaman kemiri ditanam sebagai tanaman reboisasi untuk menutupi bukit‐bukit di Jawa, buah kemiri banyak digunakan sebagai bumbu masak, minyaknya berkualitas tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 – 800 meter dpl dengan curah hujan 1 500 – 2 400 mm per tahun. Kemiri dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Tanaman kemiri mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun bila benih berasal dari biji (generatif) dan 2 tahun bila benih berasal dari perbanyakan vegetatif. Produksi pohon kemiri dewasa yang tumbuh baik dapat mencapai 200 kg biji kupasan per pohon. Rendemen minyak kemiri mencapai 55 – 65%, sehingga berpotensi digunakan sebagai sumber bahan baker bioenergi.
- ItemINOVASI TEKNOLOGI BIOINDUSTRI BERBASIS KAKAO, PISANG, DAN TERNAK KAMBING TERPADU: SEBUAH PELAJARAN DARI KABUPATEN ACEH TIMUR(IAARD Press, 2014) Syakir, M; Ferry, Yulius; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianProduktivitas tanaman kakao rakyat masih rendah, penyebabnya antara lain rendahnya populasi, banyaknya tanaman rusak, serangan hama dan penyakit. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman pisang, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tanaman pisang diserang oleh penyakit yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum sehingga luas dan produksi tanaman pisang menurun masing-masing 30% dan 35%. Penurunan produksi ini menyebabkan pendapatan petani menjadi makin rendah. Sistem pertanian bioindustri merupakan sistem yang mengoptimalkan semua potensi yang terdapat di lokasi tersebut, tidak terkecuali limbah dari suatu proses budidaya dan pasca panen. Polatanam kakao, pisang, dan ternak tidak hanya mengoptimalkan penggunaan lahan tetapi juga membuka peluang diversifikasi produk, penyediaan pakan ternak, dan penyediaan pupuk organik (kompos). Terdapat peluang untuk meningkatkan pendapatan petani, yaitu dengan diversifikasi pertanaman untuk mempertangguh usahatani perkebunan. Optimalisasi lahan perkebunan kakao dapat ditempuh dengan polatanam kakao dan tanaman pisang. Agar tidak terjadi persaingan diperlukan inovasi teknologi polatanam kakao pisang berbasis pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Budidaya tanaman kakao dan tanaman pisang merupakan penerapan teknologi polatanam yang memberikan keuntungan dan meningkatkan daya guna lahan. Tanaman kakao yang rusak direhabilitasi dan tanaman pisang kembali ditanam di dalam baris tanaman kakao, dengan jarak tanam 9 x 9 m. Sebagai penyediaan benih dibangun kebun induk pisang sehat, dan juga ternak untuk mendukung pemanfaatan limbah dari serasah, kulit buah kakao menjadi kompos dan pakan ternak. Penerapan budidaya kakao dan pisang akan mendorong berdirinya kembali industri rumah tangga seperti keripik pisang, pisang sale (di Aceh), pisang goreng, dan industri berbahan baku pisang lainnya yang didukung oleh produksi biji cokelat dan pasta, yang akhirnya meningkatkan pendapatan petani.
- ItemKebun Entres Karet dan Fungsinya sebagai Bahan Perbanyakan Tanaman Karet(IAARD Press, 2016) Ferry, Yulius; Rusli, Rusli; Syafaruddin, Syafaruddin; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTanaman karet merupakan salah satu tanaman ekspor Indonesia, sebagai sumber mendapatan divisa negara dan sumber pendapat petani. Indonesia penghasil karet nomor 2 di dunia setelah Thailand dan Malaysia, ketiga negara tersebut membentuk organisasi karet TCRI untuk mengendalikan produksi karet dunia agar tidak over produksi. Produktivitas karet Indonesia lebih rendah dibandingkan ke dua negara di atas, sehingga daya saing karet Indonesia rendah. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas karet adalah masih rendahnya penggunaan klon unggul, baru sekitar 40%, terutama untuk perkebunan rakyat yang merupakan perkebunan yang dominan. Petani masih merasa sulit untuk memperoleh klon unggul tersebut, harga yang mahal dan tidak tersedia. Pemerintah untuk mempermudah tersedianya bibit klon unggul telah membangun kebun entres di beberapa lokasi. Kebun entres tersebut setelah dibangun di serahkan kepada kelompok tani untuk mengelolanya. Selain itu juga dilakukan pelatihan-pelatihan agar petani terampil dalam penyediaan bibit unggul. Buku ini disusun untuk membantu petani dalam mengelola k ebun entres karet. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan buku ini, yang disusun sedemikian rupa agar mudah dilaksanakan oleh petani sebagai pengguna utama teknologi tersebut.
- ItemPEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KOMPOS(IAARD Press, 2014) Rusli, Rusli; Ferry, Yulius; Towaha, Juniaty; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKulit buah kakao (Theobroma cacao L.) merupakan limbah pengolahan biji kakao yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara produsen kakao ke-3 terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Komposisi buah kakao terdiri dari kulit buah sebanyak 73,7%; (b) pulpa sebanyak 10,1%; (c) plasenta sebanyak 2,0%; dan (d) biji sebanyak 14,2% sehingga dengan mengacu kepada produksi biji kakao Indonesia pada tahun 2012 yang mencapai 833.310 ton maka terdapat limbah kulit buah kakao sebanyak ± 4.324.996 ton/tahun. Selama ini limbah kulit buah kakao belum banyak dimanfaatkan, apabila dikelola dengan baik dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk kompos sehingga memberikan nilai tambah dalam pengelolaan limbah buah kakao serta dapat meningkatkan pendapatan petani kakao.
- ItemPENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN UMUR PANEN TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN KUALITAS HASIL TEMULAWAK DI ANTARA TANAMAN KELAPA(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2009) Ferry, Yulius; T, Bambang E.; Randriani, Enny
- ItemPeremajaan Tebang Bertahap Pada Tanaman Karet Rakyat Sebuah Inovasi Alternatif(IIARD Press, 2016) Ferry, Yulius; Supriadi, Handi; Listiaty, Dewi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang memiliki karakteristik diversifikasi produk yang luas karena dari buahnya dapat dihasilkan bermacammacam produk yang dibutuhkan bagi kepentingan hidup manusia. Dilihat dari gambar pohon industri kakao, buah kakao yang terdiri dari komponen biji, kulit buah, dan pulpa dapat dihasilkan lebih dari sepuluh produk yang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis produk sesuai dengan jenis industri yang mengolahnya, seperti industri makanan/minuman, industri farmasi/obat-obatan dan kosmetika, industri kimia, industri pakan ternak, dan industri rumah tangga.
- ItemTAKSASI PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM PERCABANGAN(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Ferry, Yulius; Herman, Maman; Hasibuan, Abdul Muis; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarHasil taksasi produksi kemiri sunan Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw yang dilakukan di Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Garut, dengan menggunakan observasi percabangan, yang dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2009, menunjuKkan bahwa produksi kemiri sunan mencapai 257,34 kg/pohon biji, bila populasi per hektar 150 pohon (jarak tanam 8 x 8 m) produktivtas akan mencapai 38,60 ton per hektar biji, setara dengan 13,57 ton minyak mentah setara dengan 11,88 ton biodiesel atau 14 850 liter biodiesel.
- ItemTeknologi Budi Daya Tanaman Kopi: Aplikasi Pada Perkebunan Rakyat(IAARD Press, 2015) Ferry, Yulius; Supriadi, Handi; Ibrahim, Meynarti Sari Dewi
- ItemTeknologi Budidaya Tanaman Kopi(IAARD Press, 2018) Supriadi, Handi; Ferry, Yulius; Ibrahim, Meynarti Sari Dewi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBuku teknologi budidaya kopi berusaha menyampaikan teknologi-teknologi yang diperlukan petani dalam memenuhi kebutuhan tuntutan hilirasi tersebut. Dimulai dari pembukaan lahan, penyediaan bahan tanaman, pemeliharaan, dan polatanam, pada 3 jenis kopi, yaitu Robusta, Arabika, dan Liberika. Liberika merupakan jenis kopi yang peminatnya mulai berkembang pesat terutama di Asia Tenggara karena sesuai untuk dikembangkan di daerah rawa dan cocok untuk industri makanan seperti permen. Tanaman kopi telah berkembang sejak ratusan tahun lalu, sebagian besar dikembangkan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat. Kopi merupakan komoditas ekspor yang penting sebagai sumber devisa negara, perkembangan ekonomi daerah, dan pendapatan petani. Walaupun perdagangan kopi selalu mengalami pasang surut baik di pasar dalam negeri maupun dunia, namun peran tanaman kopi masih sangat penting.