Browsing by Author "BPTP Papua"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemLaporan Kinerja 2021(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2021-12-01) BPTP Papua; ; Kementrian PertanianBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Memiliki tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi Pertanian. Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, instansi pemerintahan diwajibkan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dalam setahun dalam bentuk Laporan Kinerja (LAKIN). Sesuai program Balitbangtan pada periode 2020-2024 yakni akselerasi penciptaan dan pemanfaatan teknologi inovatif mendukung pertanian maju, mandiri, dan modern melalui Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian, BPTP Papua melaksanakan kegiatan diseminasi inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian kepada stakeholder terkait melalui kegiatan – kegiatan mandatory seperti perbenihan, hilirisasi teknologi maupun kegiatan kerjasama dengan Komisi IV DPR RI meski ditengah pandemi Covid-19 dan refocusing anggaran. Walaupun dengan segala keterbatasan, namun BPTP Papua mampu mencapai kinerja hasil pengukuran capaian kinerja BPTP Papua di Tahun 2021 berdasarkan rata – rata nilai capaian kinerja berdasarkan indikator – indikator sasaran utama menunjukkan capaian sebesar 112,22% dengan rincian persentase capaian kinerja IKU Sasaran 1 sebesar 111% untuk teknologi termanfaatkan dan 124% untuk IKK Peneliti, Sasaran 2 untuk nilai ZI/WBK sebesar 114% dan Sasaran 3 nilai kerja anggaran sebesar 99,99%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kegiatan BPTP Balitbangtan Papua telah dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dalam PK TA 2021.
- ItemLaporan Tahunan 2021(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2021-01-01) BPTP Papua; Kementrian PertanianOutput utama kinerja BPTP adalah merakit atau menghasilkan paket teknologi spesifik lokasi yang dapat diadopsi oleh para petani, sehingga mampu meningkatkan produktivitas hasil, yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu keberadaan BPTP Papua diharapkan dapat lebih mendekatkan hasil-hasil pengkajian kepada pengguna teknologi melalui proses alih teknologi pertanian partisipatif. Memperhatikan tugas yang diemban tersebut, maka BPTP Papua mempunyai visi menjadi lembaga pengkajian regional yang mampu menghasilkan dan menyediakan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi melalui berbagai cara dan wahana, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat petani yang beragam dan dinamis, dalam menunjang pengembangan pertanian daerah berwawasan agribisnis, di wilayah Provinsi Papua. Agar visi tersebut tercapai maka misi BPTP Papua adalah mewujudkan upaya regionalisasi dan desentralisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan pertanian berdasarkan keragaman sumberdaya pertanian daerah, mendorong percepatan pembangunan pertanian pedesaan yang berorientasi agribisnis melalui penyediaan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi, memperkuat keterpaduan pengkajian/penelitian, penyuluh dan petani dalam proses perencanaan, penciptaan, penyiapan dan penerapan teknologi bagi percepatan pembangunan pertanian di daerah serta melalui penyampaian umpan balik bagi perbaikan program penelitian nasional.
- ItemNugget Gembili(BPTP Papua, 2020-03-01) BPTP Papua; Kementrian Pertanian
- ItemTEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK BABI DI PAPUA(Kementerian Pertanian, 2022-10-01) Dominanto, Ghalih Priyo; Wulandari, Septi; Rumsarwir, Yuliana Helena; Jayanti, Edita Dwi; BPTP PapuaTernak babi merupakan salah satu komoditi peternakan yang potensial untuk dikembangkan. Terdapat 312 bangsa babi dan 87 merupakan bangsa babi unggul hasil seleksi dan persilangan beberapa bangsa babi, misalnya Landrace, Yorkshire dan Duroc (Sihombing 2006). Ternak babi tergolong ternak yang subur untuk dipelihara dengan jumlah anak yang dilahirkan lebih dari satu, serta jarak dari satu kelahiran dan kelahiran berikutnya pendek, sehingga memungkinkan untuk menjualnya dalam jumlah besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (1999), bahwa ternak babi mempunyai banyak keunggulan antara lain merupakan ternak prolifik (memiliki banyak anak setiap kelahiran), efisien dalam konversi pakan serta mempunyai daging dengan persentase karkas yang tinggi. Pendapat tersebut didukung oleh Wheindrata (2013), bahwa babi merupakan ternak produktif yang dapat beranak dua kali setahun, sekali beranak antara 10-14 ekor, karena babi merupakan hewan polytocous atau melahirkan anak lebih dari satu (Blakely dan Bade 1998). Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Limbah pertanian, peternakan dan sisa makanan manusia yang tidak termakan dapat digunakan oleh babi untuk menjadi produksi daging. Besarnya konversi babi terhadap ransum ialah 3,5 artinya untuk menghasilkan berat babi 1 kg dibutuhkan makanan sebanyak 3,5 kg ransum (Prasetya 2012). Hal tersebut disebabkan ternak babi dapat mengkonsumsi makanan dengan efisien (Wheindrata 2013