Buletin Agroinfotek
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Agroinfotek by Author "Sipi, Surianto"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemKAJIAN SISTEM INTEGRASI PADI-ITIK PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL DI PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2015) Alimuddin; Sipi, Surianto; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratTujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan paket teknologi integrasi spesifik lokasi berbasis sumber daya lokal dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat pada bulan Maret sampai November 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya dukung sumber daya alam Papua Barat sangat baik untuk penerapan sistem usaha tani integrasi padi-itik. Hasil tanaman padi yaitu 3,4 ton/ha, sementara persentase hasil telur itik tertinggi yaitu 92,1 % pada bulan juli. Komposisi pakan yang menggunakan sumberdaya lokal yaitu singkong, dedak padi dan keong mas mampu meningkatkan kemampuan bertelur ternak itik. Pendapatan petani (Pola Petani) adalah Rp. 6.035.000, dengan nilai R/C 2,4 dan nilai B/C 1,4 sedangkan pendapatan Pola Integrasi sebesar Rp. 11.625.000 untuk tanaman padi dengan nilai analisis rasio R/C 3,5 dan B/C 2,5. Tambahan hasil dari ternak itik sebesar Rp. 5.375.000 dengan nilai rasio R/C 1,6 dan B/C 0,6. Sedangkan nilai MBCR = 2,2 sehingga tingkat kelayakan introduksi tergolong baik dan menguntungkan bagi petani. Sementara hasil perhitungan imbalan kerja petani mencapai (IK) Rp. 141.667/HOK.
- ItemPENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN MANOKWARI(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2015) Sipi, Surianto; Subiadi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratKomoditas tanaman pangan terutama beras memilik peran strategis dalam pembangunan nasional. Selain menjadi komoditi strategis nasional, beras juga menjadi komoditi prioritas dalam hal kegiatan penelitian dan pengembangan. Peran penelitian sangat penting dalam hal perakitan komponen unggul dalam proses produksi. Salah satu upaya peningkatan produksi yaitu melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang telah dilakukan sejak tahun 2008. Kabupaten Manokwari sebagai salah satu daerah penghasil beras di Propinsi Papua Barat telah dicanangkan sebagai salah satu daerah Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan dengan komoditi padi dengan luas 2500 Ha sawah. Penerapan komponen teknologi PTT telah diperkenalkan kepada petani setempat guna diadopsi menjadi teknik baru dalam mengelola budidaya tanaman padi. Akan tetapi, setelah beberapa tahun diperkenalkan, masih terdapat beberapa komponen teknologi PTT yang belum dapat diadopsi sepenuhnya oleh petani sebagai pengguna akhir dari teknologi tersebut. Hal tersebut terlihat dari rata-rata produktivitas per hektar sawah petani di Kabupaten Manokwari pada 6 tahun terakhir (2013-2014) yaitu 4,1 ton/Ha, masih jauh dari rata-rata nasional yaitu 5,1 ton/Ha.
- ItemPENYAKIT TUNGRO DAN KERACUNAN Fe PADA TANAMAN PADI(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2016) Sipi, Surianto; Subiadi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPencegahan awal terhadap perkembangan serangan penyakit sangat ditentukan oleh sejauh mana petani, penyuluh pertanian, dan pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT) dapat mengidentifikasi serangan sejak awal. Kemampuan mengidentifikasi tersebut terkait erat dengan pengetahuan tentang gejala serangan, karena semua penyakit dan keracunan mempunyai gejala yang khas dan dapat tampak secara visual pada organ tanaman mulai dari akar sampai tajuk tanaman. Seringkali terjadi perbedaan pendapat dikalangan petani, penyuluh dan POPT terhadap suatu gejala yang muncul di lapangan. Hal tersebut dapat mempengaruhi ketepatan waktu penanganan, kesimpangsiuran gejala dan tindakan yang harus dilakukan. Oleh karena itu perlu adanya keterangan yang menjelaskan secara tegas perbedaan dari setiap gejala yang muncul di lapangan. Penyakit tungro dan keracunan Fe merupakan cekaman pada tanaman padi yang sering muncul di beberapa sentra tanaman padi di Kabupaten Manokwari. Sering terjadi perdebatan antara beberapa pihak mengenai kedua gejala tersebut. Oleh Karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan secara tegas aspek-aspek yang terkait dengan kedua gejala. Gejala tanaman yang telah terinfeksi penyakit tungro dengan jelas dapat dibedakan dengan gejala keracunan Fe. Letak perbedaan yang paling mencolok yaitu pada organ daun. Dimana, daun tanaman yang terserang penyakit tungro akan berwarna kuning atau kuning mendekati orange. Sementara gejala keracunan Fe daun tidak menguning akan tetapi terlihat pucat dan terdapat bagian yang seperti berkarat agak kemerahan.