Prosiding Lokakarya nasional: Percepatan Penerapan IPTEK dan Inovasi Teknologi Mendukung Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pembangunan Pertanianhttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/16482https://repository.pertanian.go.id/retrieve/85899975-4be8-44f2-a57d-83aa5f6f6bc8/2024-03-29T00:58:31Z2024-03-29T00:58:31Z1151Peran Rice Milling Unit (RMU) dalam Pengembangan Model Agroindustri Padi Terpadu di Siparepare Asahan Sumatera UtaraAryati, ViviNieldalinahttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173872022-09-06T07:17:55Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Peran Rice Milling Unit (RMU) dalam Pengembangan Model Agroindustri Padi Terpadu di Siparepare Asahan Sumatera Utara
dc.contributor.author: Aryati, Vivi; Nieldalina
dc.description.abstract: Padi merupakan komoditas yang sangat penting di Indonesia, selain sebagai
sumber makanan pokok juga merupakan komoditas sosial politik yang strategis,
sehingga permasalahan padi khususnya perberasan menjadi suatu agenda yang sangat
penting. Dalam proses penggilingan padi menjadi beras diperoleh berbagai hasil
samping yang sebenarnya memiliki nilai guna dan ekonomi yang baik. Apabila hasil
samping tersebut dimanfaatkan dengan baik akan memberikan nilai tambah bagi
agroindustri padi terpadu khususnya di Siparepare, Asahan. Pembangunan Rice Milling
Unit (RMU) oleh Pemda setempat sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan Prima
Tani di Kabupaten Asahan, diharapkan akan memberikan peranannya secara optimal
dalam pengembangan model agroindustri padi terpadu di Siparepare.
2008-01-01T00:00:00ZPengaruh Penambahan Jagung dan Gula Terhadap Mutu Bubuk Kopi RobustaJaya, RachmanLindayantihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173862022-09-06T07:14:20Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Pengaruh Penambahan Jagung dan Gula Terhadap Mutu Bubuk Kopi Robusta
dc.contributor.author: Jaya, Rachman; Lindayanti
dc.description.abstract: Robusta coffee (Coffea canephora) tends to be disliked, because it has high
caffeine and uncontent kafeol which it does not smell and taste as good as Arabica
coffee. The aimed of this study was to find out the effect of sweet corn and sugar
applications to the Robusta coffea bean during dry fried. The material used in this study
was coffea bean collected from Lamno Aceh Jaya District and sweet corn from Saree
Aceh Besar district. The experiment used a factorial Randomized Completely Design
(RAL) with three replicates to accomplished the combinations of two factors, i.e. sugar
application (0, 2,5, and 5%) and sweet corn (0, 5, and 10%). The parameters observed
were water content, ash content. Hedonic test were performed from the panelist
comprised of smell, taste, texture and colour. The results showed that sugar application
to coffee powder significantly influenced the water content, taste, and aroma. While the
additional of sweet corn to coffea bean affected the ash content, color, aroma, taste and
texture of coffea powder. The additional substance, however, showed their interactions
to water, ash, content, color, aroma, taste and texture of coffea powder. Panelist
preferences revealed that the sweet corn added to the coffea was 5, 10% and 5 % for
sugar.
2008-01-01T00:00:00ZPengolahan Biji Kakao secara Fermentasi sebagai upaya Peningkatan Mutu dan Pendapatan Petani di Lampung TimurYani, AlvaAB, Firdausilhttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173852022-09-06T07:10:50Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Pengolahan Biji Kakao secara Fermentasi sebagai upaya Peningkatan Mutu dan Pendapatan Petani di Lampung Timur
dc.contributor.author: Yani, Alva; AB, Firdausil
dc.description.abstract: Fermentasi merupakan satu tahapan yang penting dalam penanganan pasca
panen kakao untuk mendapatkan citarasa, aroma dan penampilan biji kakao yang baik.
Propinsi Lampung salah satu propinsi yang mempunyai prospek untuk mengembangkan
teknologi pengolahan biji kakao secara fermentasi melalui program Prima Tani Litbang
Pertanian. Pengolahan secara fermentasi terhadap biji kakao petani dilakukan pada T.A.
2006 di desa Labuhan Ratu IV, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu biji kakao yang selama ini diolah
secara non fermentasi (produk asalan), dan untuk meningkatkan harga dan
kesejahteraan petani setempat. Fermentasi dilakukan dalam kotak-kotak kayu dengan
waktu fermentasi selama 5 hari. Analisis mutu biji kakao menunjukkan bahwa biji
kakao hasil fermentasi memenuhi persyaratan mutu SNI (2002) dan layak untuk
dikembangkan. Melalui penerapan teknologi, pengolahan biji kakao secara fermentasi
memberikan nilai tambah terhadap pendapatan petani sebesar 40 – 60% dibandingkan
dengan non fermentasi (produk asalan). Diharapkan pengolahan biji kakao secara
fermentasi ini dapat menjadi percontohan bagi petani kakao lainnya di sentra-sentra
kakao.
2008-01-01T00:00:00ZKajian Pasca Panen dan mutu Biji Kopi Robusta Petani di Lokasi Prima Tani Lampung UtaraYani, Alvahttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173842022-09-06T07:04:58Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Kajian Pasca Panen dan mutu Biji Kopi Robusta Petani di Lokasi Prima Tani Lampung Utara
dc.contributor.author: Yani, Alva
dc.description.abstract: Survei dan analisis mutu biji kopi petani dilaksanakan di lokasi Prima Tani,
Desa Suka Marga, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara dari bulan
Mei sampai Juni 2006. Pengkajian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
kajian pasca panen dan mutu biji kopi Robusta rakyat. Survei dilakukan dengan
wawancara langsung dengan petani menggunakan kuesioner (50 responden). Analisis
dilakukan terhadap kadar air dan mutu fisik biji kopi menurut SNI (1999). Dari hasil
survei diketahui bahwa penanganan pasca panen biji kopi di Desa Suka Marga,
Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara masih kurang baik sehingga
perlu dilakukan perbaikan. Kisaran kadar air biji kopi petani berkisar antara 11.24 –
20.31 % dengan kadar air yang melebihi 13% sebanyak 36 sampel (72%). Analisis
mutu biji kopi menunjukkan bahwa total nilai cacat (TNC) biji kopi yang dihasilkan
oleh petani yaitu 271.35 (yang dikeringkan di atas terpal) dan 379.9 (yang dikeringkan
di atas tanah),sehingga klasifikasi mutu biji kopi petani berdasarkan TNC tidak
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh SNI (1999).
2008-01-01T00:00:00ZPengolahan Minyak Kelapa Berkualitas dengan Metoda Pendiaman SantanAsni, NurLindayantihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173832022-09-06T07:01:47Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Pengolahan Minyak Kelapa Berkualitas dengan Metoda Pendiaman Santan
dc.contributor.author: Asni, Nur; Lindayanti
dc.description.abstract: Minyak kelapa merupakan salah satu produk olahan kelapa yang mempunyai
nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup bagus untuk pengembangan agroindustri
kelapa di Provinsi Jambi. Hal ini terlihat dari volume ekspor minyak kelapa Provinsi
Jambi yang makin meningkat, mencapai 20.214 ton dengan nilai US $ 5.256.800,00
pada tahun 2004. Disamping itu minyak kelapa mempunyai porsi paling besar bila
dibandingkan dengan produk olahan kelapa lain, baik untuk kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor. Teknologi pengolahan minyak kelapa yang berkembang dimasyarakat
selama ini masih sangat terbatas, sehingga kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Proses
pengolahannya dilakukan dengan cara pemanasan langsung dengan suhu yang tinggi.
Cara ini menghasilkan minyak kelapa dengan kualitas yang rendah, karena tingkat
kandungan air dan asam lemak bebas tinggi yakni masing-masing 0.37% dan 5.37%,
sehingga minyak kelapa lebih cepat menjadi tengik, dengan warna kecoklatan dan daya
simpan menjadi lebih pendek (sekitar 35 hari).
2008-01-01T00:00:00ZPengolahan kopra Berkualitas dengan rumah Pengering PlastikAsni, NurNovalinda, DewiSuheiti, Kikihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173812022-09-06T06:59:09Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Pengolahan kopra Berkualitas dengan rumah Pengering Plastik
dc.contributor.author: Asni, Nur; Novalinda, Dewi; Suheiti, Kiki
dc.description.abstract: Dalam skala industri besar dan menengah, minyak kelapa umumnya diolah dari
bahan baku kopra. Kualitas minyak kelapa yang dihasilkan sangat ditentukan oleh
kualitas kopra. Petani kelapa umumnya di Provinsi Jambi mengolah kopra dengan cara
pengasapan langsung atau pengeringan dengan sumber panas api. Cara ini
menghasilkan kopra yang masih dibawah standar mutu dengan kadar air yang cukup
tinggi sekitar 15-25% sehingga mudah kena serangan mikroorganisme, berwarna coklat
sampai coklat kehitaman dan berbau asap. Untuk menghasilkan kopra yang berkualitas
BPTP Jambi telah melakukan pengkajian teknologi pengolahan kopra dengan
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi yaitu berupa “rumah pengering
plastik”dengan atap dan dinding dari plastik transparan. Teknologi ini menghasilkan
kopra yang memenuhi standar mutu dan dikenal dengan “kopra putih”yang berkadar air
rendah yaitu 5-8%, mengandung minyak sekitar 63%, asam lemak bebas 0.5%-1% dan
berwarna putih sampai putih kekuningan. Pengkajian ini dilakukan di daerah sentra
produksi kelapa Kecamatan Muaro Sabak Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun
anggaran 2006.
2008-01-01T00:00:00ZKeamanan Pangan pada Pasca Panen SayuranYanti, LindaNovalinda, Dewihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173802022-09-06T06:54:09Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Keamanan Pangan pada Pasca Panen Sayuran
dc.contributor.author: Yanti, Linda; Novalinda, Dewi
dc.description.abstract: Saat ini peningkatan produksi pertanian dituntut untuk mempertahankan faktor
keamanan pangan disamping faktor mutu. Sayuran sebagai produk pertanian mengalami
perjalanan panjang sebelum sampai ke konsumen. Selama ini dalam perjalanan tersebut
ada kemungkinan sayuran mengalami berbagai pengaruh lingkungan yang dapat
berakibat pada kerusakan dan cemaran, sehingga dapat menurunkan mutu dan nilai gizi
dan yang paling fatal berakibat terhadap kesehatan manusia. Oleh sebab itu perlu
mengimplementasikan aturan keamanan pangan secara menyeluruh dan total agar dapat
menjamin keamanannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam konsep keamanan
pangan ; kriteria aman adalah apabila bebas dari cemaran/kontaminasi sesuai dengan
standar keamanan pangan yang sudah ditetapkan. Sayuran dikonsumsi dalam keadaan
segar, maka dari itu faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap keamanan pangan
pada sayuran antara lain penanganan pasca panen, jenis kontaminasi dan cara
pengendaliannya harus diperhatikan.
2008-01-01T00:00:00ZPeningkatan Kinerja Penggilingan padi Kecil Melalui Perbaikan Konfigurasi Penggilingan padi untuk mendukung Program P2BNBudiharti, UningHarsonoJuliana, ReniSuheiti, Kikihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173782022-09-06T06:46:46Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Peningkatan Kinerja Penggilingan padi Kecil Melalui Perbaikan Konfigurasi Penggilingan padi untuk mendukung Program P2BN
dc.contributor.author: Budiharti, Uning; Harsono; Juliana, Reni; Suheiti, Kiki
dc.description.abstract: Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah mencanangkan
program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) untuk mencapai target
peningkatan produksi beras tahun 2007 sebanyak 2 juta ton dan kemudian peningkatan
produksi sebesar 5% setiap tahun. Penggilingan padi sebagai mata rantai akhir dalam
proses produksi beras, perlu dikembangkan dan ditingkatkan kinerjanya dalam upaya
mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kinerja penggilingan padi kecil (PPK) yang
merupakan mayoritas dapat ditingkatkan kinerjanya melalui perbaikan konfigurasi
mesinnya. Dengan penambahan separator pada konfigurasi Husker-Polisher terdapat
peningkatan rendemen sebesar 0,9% dan penambahan alsin pembersih gabah (paddy
cleaner) dan separator pada konfigurasi Husker-Polisher terdapat peningkatan rendemen
sebesar 1,9%. Hasil simulasi sistem dinamik dihasilkan prediksi untuk tahun 2007-
2010, bahwa tanpa perbaikan teknologi terdapat defisit beras yang cukup tinggi yaitu
berkisar 500.000-600.000 ton beras.
2008-01-01T00:00:00ZPengaruh Ketebalan Tumpukan biji kakao terhadap Mutu biji kakao kering pada Pengering Tipe Batch DryerSuheiti, Kikihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173772022-09-06T06:41:46Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Pengaruh Ketebalan Tumpukan biji kakao terhadap Mutu biji kakao kering pada Pengering Tipe Batch Dryer
dc.contributor.author: Suheiti, Kiki
dc.description.abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ketebalan tumpukan biji
kakao terhadap mutu biji kakao kering pada pengering tipe batch dryer. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan
(K1= 5 cm, K2= 10 cm, K3= 15 cm) dan tiga pengulangan. Masing-masing perlakuan
menggunakan 90 kg biji kakao. Pengamatan meliputi kadar air, rendemen dan pH. Alat
pengering yang digunakan dalam penelitian ini dirakit dan dibuat di bengkel mekanisasi
pertanian USU, Medan. Tipe alat pengering adalah batch dryer dengan jenis thin layer.
Hasil penelitian menunjukkan, kadar air berkisar antara 7-12%, pH antara 4,8-5 dan
rendemen antara 35-37%. Ketebalan tumpukan biji kakao berpengaruh terhadap kadar
air, pH dan rendemen.
2008-01-01T00:00:00ZPengembangan Unit Alsin Composting dalam proses Pengolahan Kompos Limbah PertanianHarmantoNurhasanah, AnaWiyono, JokoRahmarestia, Elitahttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/173742022-09-06T03:21:12Z2008-01-01T00:00:00Zdc.title: Pengembangan Unit Alsin Composting dalam proses Pengolahan Kompos Limbah Pertanian
dc.contributor.author: Harmanto; Nurhasanah, Ana; Wiyono, Joko; Rahmarestia, Elita
dc.description.abstract: Indonesia mempunyai potensi limbah pertanian (jerami, blothong jagung,
molase, limbah sawit, rumput ilalang dll) yang cukup melimpah dan pada saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal. Limbah pertanian ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
organik dengan proses dekomposisi untuk mendapatkan beberapa manfaat sekaligus
memecahkan masalah. Pengolahan limbah pertanian dapat menanggulangi masalah
pencemaran lingkungan sedangkan pupuk organik yang dihasilkan dapat mengatasi
masalah kelangkaan pupuk. Penelitian ini bertujuan melakukan pengkajian proses
pengkomposan limbah pertanian untuk perbaikan disain unit alsin pembuat kompos
(composting) sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan produksi serta efisiensi
pengolahan kompos.
2008-01-01T00:00:00Z