Kontaminasi Residu Pestisida pada Cabai Merah, Selada, dan Bawang Merah (Studi Kasus di Bandungan dan Brebes Jawa Tengah serta Cianjur Jawa Barat)

No Thumbnail Available
Date
2009-03-03
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang rentan terhadap serangan hama dan penyakittanaman. Sehingga penggunaan pestisida tidak dapat dihindari, akibatnya sayuran sering terkontaminasi oleh residupestisida. Aspek mutu dan keamanan pangan merupakan masalah utama dalam produksi dan pemasaran sayuran, yangterkait juga dengan meningkatnya kepedulian konsumen terhadap mutu dan kesehatan. Penerapan teknologi produksidan penanganan pascapanen yang seadanya, penggunaan pupuk serta pestisida yang tidak proporsional telah membawaproduk sayuran Indonesia pada status jaminan keamanan pangan yang rendah dan tingkat kontaminasi yang tinggi.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen, Bogor dari bulanMei sampai Oktober 2005. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi residu pestisida yangterdapat pada sayuran. Terdapat 17 residu pestisida yang diujikan pada 3 jenis sayuran, yaitu cabai merah, selada,dan bawang merah yang diperoleh dari petani, pedagang, dan pasar swalayan di Jawa Tengah (Bandungan untuk cabaimerah dan selada, Brebes untuk bawang merah), dan Jawa Barat (Cianjur untuk cabai merah, selada, dan bawangmerah). Analisis residu pestisida menggunakan gas chromathography (GC). Data yang diperoleh diinterpretasikan,didiskripsikan, kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pestisidagolongan organoklorin lebih dominan, diikuti dengan golongan organofosfat dan karbamat untuk semua jenis sampelsayuran yang diamati baik di tingkat petani, pedagang, dan pasar swalayan. Hasil juga menunjukkan bahwa dari semuajenis sampel sayuran yang diamati, kandungan residu pestisidanya masih dibawah ambang batas maksimum residupestisida (BMR), sehingga relatif aman untuk dikonsumsi. Mengingat sifat pestisida dan tingkat degradasinya yangberbeda, maka diperlukan penanganan residu pestisida lebih lanjut untuk menjamin keamanannya.ABSTRACT. Miskiyah and S. J. Munarso. 2009. Pesticide Residue on Red Pepper, Lettuce, and Shallots “CaseStudy on Bandungan and Brebes (Central Java) and Cianjur (West Java)”. Vegetable is one of horticulturecommodities that susceptible to diseases and pests, hence pesticides application can not be avoided, which causepesticide contamination in the produce. Quality and food safety aspect are the main problem on the production andmarketing of vegetables, this is in connection with increasing consumer concern on quality and health. Minimaltechnology application in the production and post harvest handling, as well as unappropriate application of fertilizerand pesticides, resulted in low quality assurance and high pesticide recidue. The research was conducted at Laboratoryof Indonesian Center for Agriculture Postharvest Research and Development.The aim of the study was to find outthe level of pesticide residue on vegetable. There were 17 pesticides residue tested on 3 kind of vegetables, i.e. redchili, lettuce, and shallots from farmer, trader, and supermarket at Central Java (Bandungan for sample of red chiliand lettuce, and Brebes for shallots) and West Java (Cianjur for red chili, lettuce, and shallots). Pesticide residue wasanalyzed by using gas chromatography (GC). The data were interpreted, descripted, and compared to the standard.Pesticides residues from organochlorine group were more dominant, followed by organophosphate, and carbamatesgroup for all vegetables tested from farmer, trader, and supermarket. The results also showed that pesticide residuesfrom all vegetables tested were lower than maximum residue limit (MRL), hence it was relatively safe for consumption.Since the characteristic of pesticide and its degradation level were varied, pesticide residue handling was neededfor safety assurance.
Keywords
Citation