Dukungan Inovasi Pertanian Di Kabupaten Mahakam Ulu, Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BPTP KALTIM
Abstract
Description
Kalimantan Timur memiliki Kawasan Perbatasan yang sangat potensial. Kawasan ini berbatasan langsung dengan negara tetangga yang memiliki panjang 1.020 km membentang dari Timur ke Barat melintasi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Mahulu, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Kutai Barat dan terdiri dari 11 kecamatan dengan total luas areal 5,2 juta ha (Departemen Kehutanan) atau 57.731,64 km2 (Bappeda Kaltim, 2009). Pada umumnya Kawasan Perbatasan (KP) memiliki kondisi perekonomian yang cukup baik yang ditandai oleh tingkat pertumbuhan ekonomi antara 12,46–19,75 persen per tahun selama kurun waktu 2000-2009. Kontribusi sektor pertanian termasuk sektor andalan di Kawasan Perbatasan, namun potensi sumberdaya yang ada belum dikelola secara optimal serta ketersediaan infrastruktur yang kurang, sehingga nilai ekonomi yang diraih sektor ini belum optimal. Suatu pendekatan yang diharapkan mampu menangani pengelolaan sektor pertanian untuk memperbesar nilai ekonomi sektor ini adalah melalui pendekatan pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis, dengan memperkokoh kekuatan industri dan pertanian seiring dengan pembangunan pembangunan bidang lain serta berporos pada usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) (Kasryno et al., 1993). Adapun karakteristik Kawasan Perbatasan adalah tingkat pengetahuan dan keterampilan penduduk yang rendah, rendahnya tingkat aksesibilitas dan tingginya hasil pertanian pangan yang tidak dipasarkan tepat waktu, terbatasnya sarana dan prasarana, pengembangan komoditas unggulan yang rendah, topografi yang curam, curah hujan yang tinggi dan sebagainya. Secara umum potensi sumber daya alam (SDA) yang memerlukan pembinaan dan pengembangannya di wilayah perbatasan berdasarkan urutan prioritas masing-masing secara berturut turut adalah pertanian rakyat, perkebunan rakyat, pemungutan hasil alam (sarang burung, kayu gaharu) dan tambang emas, ekowisata, pertanian hortikultura, pengolahan hasil, transportasi dan perdagangan (Bappeda, 2009). Namun pertanian rakyat yang ada masih bercorak tradisional sehingga belum memberikan nilai ekonomi yang optimal.
Keywords
Produksi Padi
Citation