Strategi Percepatan Penerapan Inovasi Pertanian Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Gelar Lapang Inovasi Pada Lahan Sub Optimal Kabupaten Sumenep

No Thumbnail Available
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Pemicu krisis pangan adalah perubahan iklim global, penyusutan lahan produktif, degradasi kesuburan lahan, dan laju pertambahan penduduk terus meningkat sekitar 1,3 % per tahun. Kebutuhan pangan terutama beras tak bisa ditunda. Oleh sebab itu pemerintah mencanangkan program swasembada melalui UPSUS Pajale 20152017. Tahun 2015, Jatim memberikan kontribusi 17,4 % atau 13,054 juta ton dengan produktivitas 5,289 t/ha terhadap produksi nasional. Pada tahun 2016, target meningkat menjadi 13,379 juta ton dengan luas tanam 2,282 juta ha, luas panen 2,191 ha dengan produktivitas 6,144 t/ha. Salah satu peluang yang masih mungkin adalah memanfaatkan lahan marginal, dengan menerapkan inovasi: peningkatan Indeks pertanaman (IP), perbaikan sistem tanam jarwo 2:1, serta penggunaan VUB adaptif/toleran dengan kondisi setempat. Agar hilirisasi inovasi cepat terjadi, perlu melakukan pengelolaan sumberdaya petani sebagai pelaku utama. Agar sesegera mungkin melakukan perubahan dengan menerapkan inovasi tersebut. Untuk itu, dipilihlah strategi yang dirasa tepat dengan kegiatan Gelar Inovasi Pertanian (GLIP) berbasis padi pada Maret s/d Juli 2016. Luasanya 15 hektar di desa Bragung, kecamatan Guluk-guluk, kabupaten Sumenep dengan melibatkan tiga poktan. Hasil yang dicapai adalah terjadi hilirisasi penerapan inovasi menjadi 40 ha; tanam padi sekali menjadi 2 kali, menerapkan jarwo 2:1 yang semula tanam tegel rusak (tak beraturan) serta menanam 7 VUB toleran kekeringan, dari semula tanam Ciherang lebih 10 tahun. Panen perdana tanam padi ke 2 pada bulan Juli dengan rerata hasil 5,954 t/ha, dan GLIP dilanjutkan tanam padi ke 3 pada awal Agustus, seluas 40 ha, dan terjadi penambahan peserta menjadi 4 kelompok, diperkirakan panen pertengahan Nopember 2016. Melalui GLIP, wilayah ini mampu panen padi 3 kali, dalam sejarah belum pernah terjadi, karena sebelumnya hanya sekali panen padi dalam setahun.
Description
Keywords
Ketahanan Pangan, Lahan, Suboptimal
Citation