Uji Kinerja Unit Mesin Produksi Bio-Pellet Menggunakan Bahan Baku Sekam Padi

Abstract
Pemanfaatan limbah padat pertanian terkadang terhambat pada karakteristik bahan itu sendiri yang bersifat kamba, mengakibatkan konversinya menjadi energi sulit dikontrol secara otomatis. Upaya untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dari limbah padat pertanian adalah dengan cara mengubahnya menjadi bio-pellet. Bio-pellet ini dapat dijadikan substitusi komoditas pellet kayu yang telah ada di pasaran dan permintaannya semakin meningkat di pasar dunia. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) telah melakukan pengembangan unit mesin produksi bio-pellet dengan komponen mesin terdiri dari mesin pengecil ukuran, mesin pencampur dan mesin pencetak pellet kapasitas 100 Kg/jam. Pada makalah ini dikhususkan pada uji kinerja mesin yang dilakukan dengan menggunakan bahan baku sekam padi dengan dua perlakuan, yaitu dengan bahan pengikat tapioka 4% dan tanpa bahan pengikat. Proses pencetakan pellet sangat tergantung dari sifat bahan biomasa itu sendiri. Bio-pellet sekam dapat tercetak dengan kualitas yang baik ketika suhu ruang pengepres mencapai 60-80oC. Analisis kualitas Bio-pellet sekam memperlihatkan bahwa bahan pengikat tidak mempengaruhi panjang dan diameter pellet, namun mempengaruhi berat satuan pellet, dimana pellet dengan bahan pengikat rata-rata sedikit lebih berat dibandingkan tanpa bahan pengikat. Pellet setelah penyimpanan selama 14 hari memperlihatkan tidak terjadinya perubahan bentuk yang signifikan baik pellet yang dengan bahan pengikat maupun tanpa pengikat. Kadar air pellet yang dihasilkan rata-rata < 10%; perkiraan nilai kalor 14,4-15,2 MJ/kg; dan titik awal pembakaran (ignition point) 278oC, titik habis terbakar (burnout) 454oC.
Description
Pemanfaatan bahan bakar dari limbah padat pertanian dengan mengubah bio-pellet
Keywords
Mesin, Bio-pellet, Kinerja, Biomassa, Bahan bakar padat
Citation