Rawat Ratoon Tebu Di Lahan Kering

Loading...
Thumbnail Image
Date
2015
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittas
Abstract
Produktivitas pertanaman tebu pertama (PC) hingga pertanaman ratoon kedua (RC-2) di lahan kering secara umum tidak mengalami perubahan yakni sekitar 80 90 ton per hektar. Pada pertanaman ratoon ketiga (RC-3) dan seterusnya produktivitas tanaman yang diperoleh mengalami penurunan sebesar 41,2% menjadi 50 ton per ha. Hal ini terjadi karena tanahnya mulai mengeras, jumlah anakan yang terbentuk sudah banyak tetapi berdiameter kecil, dan banyak tanaman tebu yang mati. Oleh karena itu pemerintah memprogramkan bongkar ratoon dilakukan pada pertanaman RC-3. Penerapan program bongkar ratoon tersebut menyebabkan pembongkaran areal tanaman tebu seluas 33% dari total areal pengembangan tebu di Indonesia per tahunnya dan penyediaan benihnya untuk penanaman kembali. Penyediaan benih yang dibutuhkan tersebut terlalu banyak dan sulit untuk dipenuhi. Oleh karena itu penerapan program bongkar ratoon perlu diperpanjang dari pertanaman RC-3 menjadi pertanaman RC-5 dengan syarat produktivitas yang dihasilkan setara dengan yang diperoleh pertanaman PC. Perpanjangan penerapan program bongkar ratoon tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penyediaan benih 50% dari kebutuhan semula sehingga kebutuhan benih tebu per tahunnya semakin sedikit.
Description
Keywords
Rawat Ratoon, Tebu, Lahan Kering
Citation
Collections