Kemajuan Penanganan Rabies Bali : Analisis Tahun 2012-2017

No Thumbnail Available
Date
2018
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Direktorat Kesehatan Hewan
Abstract
Penyakit Rabies muncul pertama kali pada akhir tahun 2008 dan masih bersirkulasi sampai saat ini tahun 2017 di pulau Bali. Segala upaya pengendalian dan pemberantasan telah dilaksanakan secara seksama. Kemajuan program pengendalian selama tahun 2012 - 2017 yang telah dilakukan perlu untuk dianalisis sehingga program pemberantasan yang berkesinambungan dapat lebih terarah dan fokus, yang pada akhirnya dapat membebaskan pulau Bali dari penyakit Rabies. Menurut hasil surveilans aktif dan pasif oleh Balai Besar Veteriner Denpasar, proporsi kasus positif rabies dengan uji Fluorescent Antibodi Test (FAT) dari dari tahun 2012 (15.79%) mengalami penurunan pada tahun 2013 (4.46%), namun kembali meningkat pada tahun berikutnya sampai tahun 2015 (16.74%). Proporsi kasus positif kembali menurun pada tahun 2016 (13.92%) dan pada tahun 2017 (8,7 %). Untuk data unit desa, hasil pada tahun 2012, Rabies terdeteksi di 82 desa. Terjadi penurunan jumlah desa tertular pada tahun 2013 dengan 39 desa, namun kembali meningkat pada tahun 2014 dengan 100 desa dan tahun 2015 dengan 283 desa. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir dilakukan pengendalian secara intensif di seluruh wilayah provinsi Bali melalui pencanangan vaksinasi massal sehingga pada tahun 2016 turun menjadi 153 desa dan terus berkurang sampai tahun 2017 hanya menyisakan 71 desa tertular Rabies di provinsi Bali. Berdasarkan data perbandingan proporsi kasus dan seroprotektif Rabies dari tahun 2012 -2017, diketahui bahwa terdapat korelasi antara tingkat seroprotektif dengan proporsi kasus Rabies, dimana pada saat terjadi penurunan tingkat seroprotektif terjadi pula peningkatan proporsi kasus Rabies begitupun sebaliknya. Pada tahun 2013 tingkat seroprotektif Rabies mencapai 68.3% dan mampu menekan proporsi kasus sampai 4.46%. Di tahun 2014 -2015 terjadi penurunan seroprotektif dan diikuti dengan peningkatan kembali proporsi kasus Rabies. Intensifikasi pelaksanaan vaksinasi Rabies di tahun 2016 dan 2017 kembali mampu menekan proporsi kasus sampai angka 13.92% dan 8.7%. Dalam upaya pemberantasan penyakit Rabies di provinsi Bali, salah faktor yang sangat menentukan adalah keberhasilan pelaksanaan vaksinasi massal. Oleh sebab itu maka komponen pendukung atau faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi di tahun 2016 – 2017 diharapkan minimal dapat dipertahankan.
Description
Keywords
Rabies, Seroprotektif rabies, FAT rabies, Vaksinasi massal
Citation