Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 209
  • Item
    Social Network Analisis (SNA) Studi Data Pos Lalu-Lintas Ternak Kabupaten Bangkalan Untuk Rekomendasi Kebijakan Perdagangan Sapi Madura
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Suryanto, Basuki R.; Direktorat Kesehatan Hewan
    Data penelitian mengenai pola pemasaran sapi Madura menyebutkan bahwa sebesar 89,7% sapi potong terdistribusi keluar Pulau Madura dan hanya 10,3% untuk konsumen di pulau Madura. Analisa SNA menggunakan Gephi 0.9.2 ini bertujuan untuk memvisualisasikan kota tujuan pengiriman sapi dari madura dan mengetahui personil penting yang berperan dalam proses distribusi tersebut, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk pembinaan, pengendalian penyakit ataupun kebijakan dinas terkait. Analisa Sosial Network ini bersumber pada data sekunder dari pos lalu-lintas perbatasan Pulau Madura bulan Januari sampai dengan Juni 2019 dengan filter data sapi . Data dilakukan pemilahan sesuai data yang diperlukan menggunakan Pivotable Excell , selanjutnya data diolah dengan aplikasi Gephi 0.9.2. Hasil pengolahan data dengan pivotabel didapatkan tiga kota terpenting dalam distribusi sapi madura adalah Kota Surabaya 16%, Ciamis 12,5% dan Tembilahan 16%, sedangkan 55,5 % tersebar keberbagai kota tujuan. Personil penting dalam lalu-lintas Sapi Madura pada waktu kajian adalah :Muksin, Sulaiman, Paiman dan Mat Sahri .Skema dan pelaku perlalu-lintasan sapi madura dapat diketahui dari visualisasi graph yang ditampilkan sehingga memudahkan untuk mengetahui jalur-jalur yang ada. Rekomendasi dari analisa data ini adalah perlunya komunikasi dan peningkatan jalinan perdagangan antara pemerintah di Pulau Madura dengan kota target distribusi, serta perlunya pembinaan terhadap personil-personil penting dalam jalur distribusi sapi madura, sehingga terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas.
  • Item
    Analisa Data Isikhnas : Identifikasi Sebaran Straw Sapi di D.I Yogyakarta pada Bulan Januari 2019 dengan Social Network Analysis Menggunakan Program Gephi 09.2
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Suryanto, Basuki Rochmat; Direktorat Kesehatan Hewan
    Analisis ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi bagi dinas yang membidangi produksi peternakan dan produsen straw untuk pemetaan dan perencanaan kebijakan produksi ternak . Hasil analisa social network ini berupa graph yang menggambarkan hubungan antara produsen straw – ID Straw Sapi Pejantan – Inseminator. Metoda analisa dilakukan dengan pengambilan data dari isikhnas root_204 periode Januari 2019, difilter menggunakan pivotableExcell2016 untuk pembuatan data node dan edge, selanjutnya data diolah menggunakan aplikasi gephi. Visualisasi node dan edge merupakan informasi mengenai kuantitas inseminator dalam melakukan IB di wilayah Yogyakarta pada bulan Januari 2019 dan juga menggambarkan mengenai trend kesukaan peternak terhadap straw dari sapi pejantan tertentu. Hasil analisa graph diperoleh data bahwa pada Januari 2019 penggunaan tertinggi dari straw pejantan di kabupaten Gunungkidul adalah straw ID41260, Sleman tertinggi ID61015 , Kulonprogo ID611114 , Bantul ID 60865. Sebaran straw terbanyak untuk wilayah Yogyakarta adalah straw ID61015 ( 12.54 %), ID611114(10.24 %) dan ID60865( 8.7 %). Analisa data Isikhnas dengan SNA ini dapat digunakan untuk : 1. Mengetahui daerah sebaran produk straw dari Balai Inseminasi Buatan. 2. Sebagai data sekunder bagi dinas untuk pemetaan dan perencanaan kebijakan produksi ternak diwilayah Yogyakarta. 3. Pemantauan, pembinaan dan apresiasi terhadap inseminator dalam program peningkatan SDM. 5. Hasil analisa ini dapat juga dijadikan sebagai data awal oleh unit perbibitan , dalam penelusuran kualitas peranakan dari sapi pejantan bibit.
  • Item
    Profiling Peternakan Babi: Langkah Antisipatif terhadap Penyebaran African Swine Fever di Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Efrilita, I; Guntoro; Fitriyanti, T; Direktorat Kesehatan Hewan
    Telah dilakukan profiling peternakan babi di wilayah Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Tujuan dalam penulisan ini adalah diketahuinya struktur populasi dan sebaran peternakan babi sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi penyebaran penyakit African Swine Fever. Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. Adapun pemilihan lokasi dilakukan dengan Judgement/ berdasarkan kabupaten yang memiliki populasi diatas 500 ekor (data dinas). Beberapa parameter yang ingin diketahui saat wawancara adalah pakan, sanitasi, desinfeksi, , pencucian alat transport, asal/ pembelian babi, penjualan, pembelian oleh oleh dari daerah yang terpapar, vaksinasi HC, Penyakit/ gejala penyakit, angka kematian, keberadaan babi liar, penerbitan SKKH dan populasi. Dari beberapa informasi yang didapat yang harus menjadi perhatian adalah penerbitan SKKH hanya 2% (sudah melakukan) dan mencuci alat transport hanya 19 %. Hai ini bisa menjadi masukan bagi daerah dalam upaya yang harus dilakukan dalam mencegah dan penyebaran ASF di beberapa wilayah di regional Lampung.
  • Item
    Gambaran Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 - 2019
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Oktarianti, Eka; Direktorat Kesehatan Hewan
    Gangguan reproduksi masih sering ditemukan pada sektor peternakan yang ditandai dengan rendahnya fertilitas induk dan berdampak terhadap penurunan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet, sehingga mempengaruhi penurunan populasi ternak dan pasokan penyediaan daging secara nasional. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran kejadian gangguan reproduksi pada ternak sapi di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2017 – 2019. Data pelaksanaan kegiatan penanggulangan reproduksi yang dilakukan oleh petugas teknis reproduksi, diunduh melalui web Isikhnas. Data tersebut berupa diagnosa hasil pemeriksaan, pengobatan, perkembangan kasus (PK), tingkat kesembuhan, pelaksanaan inseminasi buatan (IB) dan pemeriksaan kebuntingan (PKB). Data diolah dengan Ms. Excel dan di analisa secara deskriptif. Hasil kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi di Provinsi Sumatera Barat selama 3 (tiga) tahun dari tahun 2017, 2018 dan 2019 secara berturut-turut menunjukkan bahwa ternak yang diperiksa sebanyak 8665 ekor; 3352 ekor, dan 4037 ekor, dengan diagnosa berupa hipofungsi (64%; 49,16%; 50,61%), silent heat (11,13%; 18,26%; 17,02%), dan endometritis (9,04%; 11,81%; 9,17%), tingkat kesembuhan adalah 46,14%; 48,30%; dan 49,15%, waktu yang dibutuhkan untuk sembuh setelah dilakukan pengobatan masing-masing adalah 94 hari, 94 hari dan 77 hari, jumlah ternak yang di IB setelah sembuh sebanyak 33,8%; 40,9%; 27,6%, sedangkan jumlah ternak yang bunting setelah di IB sebesar 13,5%; 14,6% dan 6,2%. Disimpulkan bahwa hipofungsi ovari, silent heat dan endometritis merupakan kasus paling tinggi selama 3 (tiga) tahun di Provinsi Sumatera Barat, ternak yang sembuh setelah dilakukan pengobatan yaitu 48%, dengan rata-rata kesembuhan terjadi pada hari ke 86, jumlah ternak yang di IB setelah sembuh sebanyak 34%, sedangkan ternak yang bunting sebesar 33%. Realisasi tersebut masih rendah, sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan oleh petugas reproduksi, terutama laporan perkembangan kasus. Disamping itu juga perlu perbaikan manajemen pemeliharaan dan perbaikan kualitas dan kuantitas pakan supaya dapat meningkatkan status kesehatan dan status reproduksi ternak.
  • Item
    Pengaruh Penggunaan Lumpur Sawit dalam Konsentrat Terhadap Pertumbuhan Berat Badan Harian Sapi Penggemukan di Peternakan Metro, Lampung
    (Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Susilo, J.; Prayitno; Direktorat Kesehatan Hewan
    Di Indonesia, tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) telah dikenal sejak tahun 1848 yang pertama kali ditanam di kebun Raya Bogor. Laju pertumbuhan luas tanam kelapa sawit setiap tahunnya di Indonesia mencapai 12,6%. Sebagai konsekuensi makin meningkatnya luas tanam kelapa sawit, adalah makin meningkatnya pula produk samping tanaman dan hasil ikutan pengolahan buah kelapa dan inti sawit yang sedikit banyak akan menimbulkan problem baru dan perlu diantisipasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan lumpur sawit (solid decanter) pada konsentrat terhadap pertumbuhan berat badan harian (PBBH) sapi penggemukan dan melakukan kalkulasi keuntungan dari masing masing kelompok ransum. Sebanyak 51 ekor sapi jantan lokal dengan berat badan seragam dipelihara selama 33 hari dengan 3 formulasi ransum berbeda. Sapi dibagi dalam 3 kelompokmasing masing 17 ekor, kelompok I diberi ransum breeder, kelompok II diberi ransum solid sebanyak 22% dalam konsentrat, dan kelompok III diberiransum grower. Sapi dipelihara di kandang koloni (pen) dengan diberi target pakan 2,5% asupan bahan kering. Penimbangan berat badan awal dilakukan pada 17 November 2019 dan berat akhir pada 20 Desember 2019. Data PBBH dianalisis dengan Anova untuk melihat pengaruh signifikan (P<0.05) penggunaan solid sawit pada konsentrat terhadap PBBH dan memberikan keuntungan masing masing per ekor / hari kelompok I (Rp. 23.100,00), kelompok II (Rp 34,621.93), kelompok III (Rp. 37,183.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh signifikan (P<0.05) penggunaan solid sawit pada konsentrat terhadap PBBH serta memberikan keuntungan usaha. Dari hasil penelitian ini maka direkomendasikan penggunaan solid sebagai bahan baku pakan penggemukan sapi.