Analisis Residu Pestisida Cabai Merah dengan Kromatografi Gas

Loading...
Thumbnail Image
Date
2019
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
IAARD Press
Abstract
Cabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang berasal dari benua Amerika, merupakan salah satu komoditas pertanian andalan Indonesia. Tingginya konsumsi cabai merah, dan harga yang fluktuatif memicu para petani berusaha meningkatkan kualitas komoditas ini, salah satunya adalah dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida dalam produk pertanian ditujukan untuk mencegah serangan hama penyakit dan pengganggu yang dapat merusak tanaman. Pestisida golongan organoklorin merupakan pestisida yang umum digunakan. Pestisida meninggalkan residu pada bagian-bagian tanaman baik tangkai, batang, maupun buah dan bersifat toksik, sehingga berbahaya bagi kesehatan. Pengujian residu pestisida merupakan hal penting untuk menunjang kesehatan masyarakat. Residu pestisida organoklorin pada cabai merah dapat dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas. Sampel cabai diekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton, diklorometan dan petroleumeter (30:30:30 v/v). Hasil ekstraksi dipekatkan lalu dilarutkan dengan isooktana dan toluena (90:10 v/v). Ekstrak lalu dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas, teknik injeksi splitless, suhu injektor 250 oC. Kolom sebagai fase diam 14% cyanopropylphenyl 86% dimethylpolysiloxane, dengan suhu terprogram. Fase gerak menggunakan gas nitrogen dengan laju alir 1.5 mL/menit.Detektor yang digunakan adalah Electron Capture Detector(ECD) dengan suhu 250 oC. Berdasarkan hasil percobaan, residu pestisida organoklorin yang terdapat pada sampel cabai merah adalah lindan, heptaklor, aldrin dan endrin dengan kadar berturut-turut adalah 0.0103, 0.0014, 0.0028, 0.0052 mg/L. Hasil tersebut bila dibandingkan dengan SNI 7313:2008 masih berada dibawah Batas Maksimum Residu (BMR).
Description
Keywords
Cabai merah, Kromatografi gas, Organoklorin, Pestisida
Citation