Tata Laksana Pemeliharaan Itik

Loading...
Thumbnail Image
Date
2011
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BPTP Sumatera Utara
Abstract
Itik berperan sebagai penghasil telur dan daging. Sebagian besar itik di Indonesia masih dipelihara secara tradisional dengan sistem gembala. Oleh karena itu tingkat produksi itik gembala hanya berkisar antara 27-41% dibandingkan dengan pemeliharaan sistem terkurung rata-ratanya sebanyak 55-60%. Melihat gambaran ini, mengubah kebiasaan cara pemeliharaan dari cara tradisional dan sambilan ke arah pemeliharaan yang intensif memang perlu, sebab bagai manapun juga mempertahankan pemeliharaan tradisional dimasa mendatang tidak bisa diharapkan. Hal ini disebabkan pertama, makanan itik disawah atau dihabitatnya makin langka akibat penggunaan obat-obatan pembasmi hama; kedua, tingkat produktivitas itik yang dipelihara secara tradisional makin kurang nilai ekonominya, sebagai contoh dari berberapa hasil survey menunjukkan bahwa rata-rata satu ekor itik hanya mampu menghasilkan 80 butir dalam setahun. Hal ini disebabkan karena mutu bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan itik tradisional dengan cara digembalakan tidak dapat dikontrol dengan baik. Namun sebaliknya produksi telur akan meningkat pada pemeliharan itik dengan sistem terkurung, hal ini memberi indikasi bahwa perbaikan mutu bibit, perbaikan mutu pakan dan perbaikan manajemen mampu meningkatkan produksi telur karena terjadi efisiensi maupun efektivitas usaha. Berkaitan dengan hal tersebut maka upaya peningkatan telur itik dengan pemeliharaan sistem terkurung lebih dianjurkan kepada petani yang menjadikan itik sebagai usahatani pokok bukan usaha sambilan. Sedangkan untuk agribisnis itik pedaging dianjurkan memelihara itik hibrida "serati" atau "tiktok"
Description
Keywords
Bibit Itik, Pakan Itik, Kandang, Pemeliharaan
Citation