Optimasi Pupuk dalam Usahatani LEISA Bawang Merah di Dataran Rendah

No Thumbnail Available
Date
2005-09-09
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
Usahatani bawang merah telah dianggap menggunakan input bahan kimia sintetik terlalu tinggi, sehingga perlu dicari teknologi alternatif yang lebih ramah lingkungan dengan mengganti sebagian input kimia sintetik dengan bahan alami, seperti bahan organik. Untuk itu, diadakan kegiatan penelitian di Desa Kemukten, Kecamatan Kersana dari bulan Juni sampai dengan September 2003 menggunakan bawang merah varietas bangkok warso yang ditanam dengan jarak 17x17 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan macam pupuk organik dan dosis pupuk NPK untuk meningkatkan hasil sayuran dalam usahatani Leisa di dataran rendah. Rancangan percobaan menggunakan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah kombinasi jenis pupuk organik (Oo = tanpa pupuk organik, O1= kompos ampas tebu dan O2 = bokasi jerami) dengan dosis pupuk NPK (Po = 0 kg/ha; P1 = 375 kg/ha; P2 = 750 kg/ha; P3 = 1.125 kg/ha, dan P4 = 1.500 kg/ha). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada tanaman yang tidak diberi bahan organik, penggunaan pupuk NPK (15-15-15) kadar 375 kg/ha sudah meningkatkan bobot basah dan bobot kering bawang merah secara nyata. Pada tanaman yang diberi bahan organik ampas tebu, pemupukan NPK (15-15-15) dosis 375 kg/ha sudah memberikan kenaikan hasil bawang merah baik bobot basah maupun bobot kering secara nyata. Sedang penggunaan bahan organik bokasi jerami dengan pupuk NPK (15-15-15) dosis 375 kg/ha hanya meningkatkan bobot basah hasil bawang merah secara nyata.Optimization of vegetable production input in lowland under LEISA system. Production of shallot has been considered to use high chemical synthetic input, so there is a need to look for an alternative technology which is more environmentally safe by replacing some chemicals input with natural product such as organic matters. The experiment has been conducted in Kemukten, Kersana, Brebes from June up to September 2003 by using shallot variety bangkok warso that was planted at planting distance of 17x17 cm. The objective of this experiment was to find out kind of organic manure and dosage of NPK to increase yield of shallot under LEI SA system. The experimental arranged in a randomized complete block design with three replications. The treatments were the combination between kind of organic matters without organic matter, sugarcane waste, and fermented rice straw) with dosages of NPK (0 kg/ha; 375 kg/ha; 750 kg/ha; 1,125 kg/ha; and 1,500 kg/ha). The results showed that shallot plantation without organic matters combined with 375 kg/ha NPK (15-15-15) could improve fresh and dry crops weight significantly. The application of sugarcane waste in combination with 375 kg/ha NPK (15-15-15), significantly increased fresh and dry weight of the harvested crops, while application of fermented rice straw organic matters in combination with 375 kg/ha NPK (15-15-15) just improved the yield in term of fresh crops weight significantly.
Keywords
Citation