Sistem Tanam Tumpang Sari Cabai Merah dengan Kentang, Bawang Merah, dan Buncis Tegak (Technical Assessment of Hot Pepper Intercropping System with Potato, Shallot, and Beans)

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
Pola tanam tumpang sari merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan sekaligus meningkatkan pendapatan, melalui usaha penanaman beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Cabai merah merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai permintaan yang tinggi di masyarakat Indonesia, demikian juga dengan tanaman kentang, bawang merah, dan buncis. Penelitian bertujuan untuk mengkaji efisiensi penggunaan lahan sistem tanam monokultur dan tumpang sari dengan kentang, bawang merah, dan buncis tegak. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi dengan ketinggian tempat 1.340 m dpl dan jenis tanah Andisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Desember 2015. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas enam perlakuan dengan empat ulangan. Perlakuan yang diuji adalah : (a) sistem tanam tumpang sari cabai merah + (kentang + bawang merah); (b) sistem tanam tumpang sari cabai merah + buncis tegak; (c) sistem tanam tumpang sari cabai merah + kentang; (d) sistem tanam tumpang sari cabai merah + bawang merah, (e) sistem tanam tumpang sari cabai merah + (buncis tegak + bawang merah); dan (f) sistem tanam cabai monokultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman tumpang sari cabai merah tidak berbeda nyata dengan monokultur. Sistem tanam monokultur lebih tinggi dari tumpang sari, yaitu 21,53 kg/20 m2. Nilai kesetaraan lahan pola tanam tumpang sari cabai merah lebih besar dari 1 dan yang tertinggi adalah tumpang sari cabai merah dengan buncis tegak, yaitu 1,48. Tumpang sari cabai merah dengan bawang merah dan buncis menghasilkan keuntungan bersih yang lebih tinggi dari pola tanam monokultur dan tumpang sari lainnya, yaitu Rp191.408,00/20m2. Usahatani tumpang sari cabai dengan kentang dan bawang merah merupakan usahatani yang paling menguntungkan terutama apabila dibandingkan dengan monokultur.KeywordsCapsicum annum L; Tumpang sari; Solanum tuberosum L.; Allium cepa L; Phaseolus vulgaris LAbstractIntercropping system is one way to improve the efficiency of land use through the efforts of the planting of crops on the land and the same time. Hot pepper is a vegetable commodity that has value in high demand in Indonesian society, so we need to research that aims to assess the efficiency of land use with monoculture and intercropping system hot pepper with beans, potatoes and shallot. The study was conducted in Berastagi Experimental Garden with less altitude of 1,340 m above sea level and type of soil Andisol. The research was conducted from June to December 2015. The design used was a randomized block design (RAK) nonfactorial with four replications. The treatments tested were: (a) intercropping system hot pepper + (potato + shallot); (b) intercropping system hot pepper + beans; (c) intercropping system hot pepper + potato; (d) intercropping system hot pepper + shallot; (e) intercropping system hot pepper + (beans + shallot);( f) monoculture. The results showed that: Hot pepper intercropping plant vegetative growth was not significantly different with monoculture. Generative growth of hot pepper intercropping is significant different than monocultures, where the monoculture of hot pepper produce higher yields 21.53 kg / 20 m2. Land equivalent ratio of hot pepper intercropping system is greater than one and the highest intercropping hot pepper with beans, 1.48. Hot pepper intercropping with shallot produce a higher net profit than monoculture and another intercropping, Rp191 408,00 / 20m2. Intercropping hot pepper with potato and shallot is the most profitable farming, especially when compared to monoculture.
Keywords
Capsicum annum L.; Intercropping, Solanum tuberosum L; Allium cepa L; Phaseolus vulgaris L
Citation