Penggunaan Benzil Amino Purin dan Boron untuk Meningkatkan Produksi dan Mutu Benih True Shallots Seed Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) di Dataran Tinggi

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Penggunaan umbi benih untuk bahan perbanyakan bawang merah mempunyai beberapa masalah, antara lain ketidaktersediaan benih bermutu, produktivitas rendah, dan mahal. Salah satu alternatif teknologi yang potensial untuk dikembangkan sebagai benih ialah penggunaan biji botani atau true shallots seed (TSS).  Penelitian dilakukan untuk memproduksi benih bawang merah TSS di dataran tinggi melalui peningkatan pembungaan dan viabilitas serbuk sari menggunakan BAP dan boron.  Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Barat (ketinggian 1.250 m dpl.) dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Februari 2012. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu acak kelompok faktorial dengan tiga ulangan.  Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu aplikasi benzil amino purin (BAP) 0, 50, 100, 150, dan 200 ppm dan boron 0, 1, 2, 3, dan 4 kg/ha.  Aplikasi  BAP diberikan tiga kali pada umur 1, 3, dan 5 minggu setelah tanam (MST), dan boron pada umur 3, 5, dan 7 MST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi BAP dapat meningkatkan pembungaan, viabilitas serbuk sari bawang merah, dan produksi benih TSS tetapi tidak meningkatkan mutu benih, sedangkan aplikasi boron efektif meningkatkan semua variabel yang diamati termasuk mutu benih TSS. Konsentrasi BAP yang optimum untuk menghasilkan produksi benih TSS ialah 37,5 ppm, sedangkan dosis boron yang optimum untuk menghasilkan bobot benih per plot yang tinggi dengan mutu benih sesuai standar sertifikasi mutu yaitu 2,88 kg/ha.  Hasil yang diperoleh pada perlakuan boron memberikan peningkatan sebesar 165,69% daripada kontrol. Hasil penelitian ini memberikan informasi teknologi produksi TSS yang dapat dikembangkan untuk memproduksi benih TSS bermutu tinggi. ABSTRACT. Rosliani, R, Palupi, ER, and Hilman, Y 2012. Benzyl Amino Purine and Boron Application for Improving Production and Quality of True Shallots Seed (Allium cepa var. ascalonicum) in Highlands. The use of bulb for propagation material of shallots has several problems including unavailability of quality seeds, low productivity, and expensive. One of the potential alternative technologies to be developed as seed is using true shallots seed (TSS). The aimed of research was to produce TSS in the highlands through increased flowering and pollen viability by using benzyl amino purine (BAP) and boron. The study was conducted at the Experimental Field, Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI) in Lembang, West Java (altitude 1,250 m asl.), from August 2011 to February 2012. The factorial experiment was arranged in a randomized block design with three replications. The treatments consists of two factors, namely the application of BAP 0, 50, 100, 150, and 200 ppm and boron (0, 1, 2, 3, and 4 kg/ha). Benzyl amino purine application was given three times at  1, 3, and 5 weeks after planting (WAP), and boron at  3, 5, and 7 WAP. The results showed that application of BAP improved flowering, pollen viability, and seed production of TSS but did not improve seed quality, while boron application effectively increased all variables including the seed quality of TSS. The efficient concentration of BAP to improve TSS seed weight per plot was 37.5 ppm, while the optimum concentration of boron to improve TSS seed production with the good seed quality (according to the certification standards of seed quality) was 2.88 kg/ha. The yield obtained in the treatment of boron gave an increase of 165.69% compared to the control. The results provide information about TSS production techniques that can be developed to produce  the high seed quality of TSS.
Keywords
Allium cepa var. ascalonicum; Seed weight; Germination percentage; Flowering induction; Pollen viability
Citation